Jumat 25 May 2012 22:42 WIB

Soal Pencapresan, Kader Demokrat Diminta Hormati Keputusan SBY

Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono melambaikan tangan saat menghadiri rapat tertutup di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Ahad (1/4)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono melambaikan tangan saat menghadiri rapat tertutup di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Ahad (1/4)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekretaris Departemen HAM DPP Partai Demokrat Rachlan Nasidik meminta agar kader-kader Partai Demokrat menghormati keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan keluarganya. Keputusan itu, menurut Rachlan, jelas, mereka tidak mencalonkan diri pada Pemilihan Presiden 2014.

"Setiap kader Demokrat perlu berhati-hati untuk tidak menempatkan presiden dan keluarganya dalam kekikukan politik," ujarnya dalam siarap pers pada Jumat (25/5). Setiap kader, menurut dia, perlu menghormati kebebasan presiden dan keluarganya untuk memiliki pertimbangan dan pilihan pribadi, bukan menggiring atau membatasinya, sekalipun itu dilakukan dengan niat baik.

Ia mengatakan, dalam pelbagai kesempatan, setidaknya sudah tiga kali Presiden Yudhoyono memberi pernyataan bahwa ketika masa pengabdiannya pada negara berakhir, presiden dan keluarganya memilih untuk beristirahat.

Konsekuensinya, presiden memutuskan untuk tidak memajukan atau mengizinkan siapapun dari anggota keluarganya untuk menjadi calon presiden sekalipun diminta dan diperjuangkan oleh partainya sendiri.

Keputusan tersebut, dianggap Rachlan, didasari oleh keyakinan Presiden Yudhoyono bahwa dirinya memiliki tanggung jawab untuk memberi teladan berdemokrasi, bukan saja kepada seluruh rakyat Indonesia, namun juga kepada keluarganya sendiri.

"Keyakinan dan pilihan pribadi tersebut bukan hanya perlu dihormati oleh setiap kader Demokrat, namun juga harus dipatuhi dan dilaksanakan," katanya.

Ia menambahkan, Indonesia seperti berkali-kali dinyatakan presiden, tidak kekurangan figur pemimpin yang cakap untuk menjadi presiden selanjutnya. Menurut dia, pernyataan kader-kader Demokrat mengenai Ani Yudhoyono sebagai calon presiden dari Partai Demokrat pada 2014, perlu dipahami sebagai pernyataan pengakuan terhadap figur penting pendiri partai, ketimbang pernyataan ketetapan politik partai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement