REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Seorang oknum dari Pemuda Pancasila (PP) diduga ikut terlibat dalam aksi komplotan 'ninja sawit' dalam penganiayaan pegawai PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) di Kabupaten Kampar, Riau.
Berdasarkan informasi yang dihimpun ANTARA di Pekanbaru, Jumat (25/5), mobil yang digunakan pelaku penabrakan tujuh pegawai perusahaan pada 23 Mei lalu merupakan milik dari Sampang Sitepu, Ketua Pemuda Pancasila Kecamatan Tapung Hulu, Kampar.
Mobil itu akhirnya dibakar oleh massa setelah menabrak para pegawai. "Memang ada indikasinya seperti itu karena mobil yang digunakan milik Ketua Pemuda Pancasila, namun kami masih melakukan pendalaman apakah benar yang terlibat adalah oknum Pemuda Pancasila," kata Kepala Kepolisian Resor Kampar, AKBP Trio Santoso.
Ia mengatakan pihak kepolisian kini masih melakukan penyelidikan kasus itu dengan melakukan pemeriksaan kepada saksi mata. "Kasusnya masih dalam penyelidikan," katanya.
Kasus penganiayaan pegawai PTPN V bermula pada 1 Mei lalu, ketika sekitar 30 orang 'ninja sawit' bersenjatakan kayu, martil dan parang, mencuri tandan buah segar perusahaan di Blok Q afdeling II, Kecamatan Tapung Hulu, Kampar. Mereka kedapatan memanen 30 tandan sawit dan membuat pegawai perusahaan resah.
Kemudian, aksi para 'ninja' itu kembali terjadi pada 23 Mei dan petugas keamanan berhasil menangkap empat orang di antaranya. Namun, komplotan itu diduga tidak menerima penangkapan tersebut bahkan tiba-tiba seorang dari kawanan yang diduga adalah oknum dari Pemuda Pancasila melakukan penganiayaan kepada pegawai perusahaan dengan menabrakan mobil ke tujuh pegawai PTPN V.
Akibat kejadian penganiayaan itu, tiga orang pekerja mengalami patah tulang dan harus dirawat inap di RS Nusalima, Pekanbaru. Massa yang marah akibat aksi penabrakan itu akhirnya membakar mobil dan juga warung milik Sampang.
"Tapi yang melakukan pembakaran itu massa, sudah diketahui siapa saja orangnya," kata Manajer Humas PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, Otje Murat.