Selasa 22 May 2012 15:57 WIB

Ruhut: Indonesia Kiamat Bila Tanpa Wartawan

Kartu pers wartawan Indonesia (ilustrasi)
Foto: portaliga.com
Kartu pers wartawan Indonesia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menurut pandangan Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, Republik Indonesia akan "kiamat" jika tidak ada wartawan yang mengontrol kekuasaan. "Kalian adalah orang bekerja demi kebenaran, sepahit apapun kebenaran itu, tanpa ini, republik ini sudah kiamat," kata Ruhut dalam sambutan pembukaan kongres kedua Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI) di Gedung Dewan Pers Kebon Sirih Jakarta Pusat, Selasa (22/5).

Ruhut juga mengingatkan kepada politisi agar tidak mengganggu pekerjaan para wartawan dengan menebarkan ancaman untuk memunculkan ketakutan. "Jangan ada yang menakuti, seperti yang terjadi pada masa Orde Baru, selama wartawan bekerja demi kebenaran," kata Ruhut.

Namun Ruhut mengatakan bahwa dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, terdapat indikasi penurunan kualitas pemberitaan di Indonesia. "Ada berita-berita tidak benar yang bisa memunculkan kekacauan, seperti soal foto bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan (Ketua Dewan Pembina Parta Gerakan Indonesia Raya) Prabowo Subianto yang terus disimpulkan bahwa Partai Demokrat mendukung Prabowo menjadi presiden, ini salah dan harus diperbaiki," kata dia.

Oleh karena dampak pemberitaan yang begitu besar itu, wartawan dalam pandangan Ruhut harus mempertanggungjawabkan setiap berita yang ditulis. "Ada baiknya juga jurnalis mengambil nilai-nilai Pancasila untuk dijadikan pedoman dalam mencari kebenaran dan penulisan berita," kata dia.

KWRI mengadakan Kongres kedua 22-23 Mei di Jakarta dengan mengangkat tema "Melalui Peningkatan Kompetensi dan Konvergensi Jurnalistik Yang Profesional, KWRI Siap Mengawal Fungsi Pers dan Demokrasi dan Masyarakat Dunia".

KWRI adalah salah satu dari sekitar 43 perhimpunan wartawan yang ada di Indonesia. Organisasi para jurnalis yang lain contohnya adalah Persatuan Wartawan Indonesia, dan Aliansi Jurnalis Independen. KWRI lahir pada 22 Mei 1998, tepat satu hari setelah mundurnya mantan Presiden Soeharto dari jabatannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement