REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mulai pukul 13.00 WIB, keluarga korban jatuhnya pesawat Sukhoi SSJ-100 diperbolehkan untuk melihat jasad korban. Tiap keluarga dibatasi maksimal tiga orang dan akan didampingi oleh psikolog dan petugas DVI.
Koordinator Himpunan Psikolog Universitas Indonesia (HIMPSI), Mira Rumser mengatakan, persiapan tim psikolog yang dilakukan adalah persiapan fisik. "Kemarin kami juga sudah berkoordinasi dengan tim DVI dan sudah membuat rencana pelaksanaan," ujarnya Selasa (22/5).
Sementara itu, tim Himpunan Psikologi Universitas Indonesia sudah mempersiapkan 10 orang psikolog, 1 orang ilmuwan psikolog dan 1 orang administrasi untuk mendampingi dan memberikan konsultasi kepada keluarga korban.
Sebelum keluarga diizinkan untuk melihat jasad korban, keluarga akan melakukan konsultasi dengan psikolog untuk mengetahui kesiapan mentalnya. Pantauan Republika, sampai saat ini sejumlah keluarga sudah mendaftar ke petugas DVI untuk melakukan konsultasi kepada tim psikolog. Sudah ada beberapa keluarga yang berada di ruang psikologi untuk menjalani konsultasi.
Sementara itu, Direktur Eksekutif DVI, Kombes Anton Castilani mengatakan keluarga akan diberi waktu 10 menit untuk melihat kondisi jasad korban. "Secara teknis akan masuk lima keluarga secara bergantian sesuai dengan daftar hadir," ujarnya.