Kamis 10 May 2012 20:30 WIB

Keluarga Korban Sukhoi di Tangerang Gelar Pengajian

Pose di depan Sukhoi sebelum terbang
Pose di depan Sukhoi sebelum terbang

REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG--Keluarga korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Tangerang, Banten, menggelar pengajian di kediamannya masing-masing.

"Pengajian sudah dilakukan sejak Rabu (9/5) saat tersiar kabar pesawat jatuh," kata Risma, selaku sepupu dari salah seorang korban Dewi Mutiara di kawasan Pisangan Timur, Kelurahan Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Kamis.

Pengajian dilakukan sebagai bentuk harapan agar korban tetap dalam kondisi selamat meski saat ini masih dalam proses evakuasi oleh tim penyelamat.

Walaupun demikian, keluarga tetap meminta agar tim penyelamat dapat menemukan semua korban dalam kondisi apapun. "Keluarga semakin cemas ketika mendengar kondisi pesawat yang sudah berhasil ditemukan dalam kondisi hancur. Tetapi, kami tidak ingin mendahului ketetapan Tuhan," katanya.

Langkah serupa juga dilakukan di kediaman Didik Nur Yusuf, warga Jalan Jambu, Blok H3, No 6, Perumahan Puri Kartika Baru, Ciledug, Kota Tangerang.

Sejumlah tetangga dan kerabat serta sanak keluarga melakukan pengajian tanpa henti sambil menunggu perkembangan informasi dari proses evakuasi.

"Kami masih menunggu kabar kepastian dari proses evakuasi dan tidak ingin memikirkan hal yang lebih buruk," kata Nurlaila, istri Korban.

Berdasarkan data yang dikumpulkan, terdapat enam warga Tangerang menjadi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di sekitar Gunung Salak, Kabupaten Bogor.

Empat di antaranya adalah warga Tangerang Selatan yakni Kapten Gatot Purwoko dari Air Fast yang berlamat di Jalan Poncol Raya No 80, Cirendeu, Ciputat Timur.

Dewi Mutiara Intan yang bekerja sebagai pramugari Sky Aviation dan berlamat di Pisangan Timur, No 51 RT 04/RW 04 kelurahan Cirendeu, Ciputat Timur.

Dayu Larita Marcella sebagai pramugari Sky Aviation, beralamat di Villa Pamulang, Jalan Raya Pandawa 5 Blok C B1 No.15, Pamulang.

Aditya Sukardi, sebagai kameraman Trans TV, beralamat di Cluster Neo Catalonia Blok D 10 BSD City, Serpong.

Sementara dua lainnya, adalah warga Kota Tangerang yaitu Dody Aviantara, wartawan majalah Angkasa dan tinggal di Taman Ubud, Blok G4, No 1, Perumahan Duta Bintaro, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.

Didik Nur Yusuf, wartawan majalah Angkasa, merupakan warga Jalan Jambu, Blok H3, No 6, Perumahan Puri Kartika Baru, Ciledug, Kota Tangerang.

Pesawat Sukhoi Superjet 100 tersebut datang Selasa (8/5) sekitar pukul 16.00 WIB di Lanud Halim Perdanakusuma dengan misi ke Indonesia yang akan melaksanakan demo penerbangan dan menurut rencana akan kembali ke negaranya pada Kamis.

Pada hari Rabu (9/5), pesawat Sukhoi Superjet 100 berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 14.00 WIB, namun hilang kontak sekitar pukul 14.33 WIB ketika melintasi Gunung Salak, dengan koordinat diploting dalam radar Bandara Soekarno-Hatta pada koordinat 06 43 08 South dan 106 43 15 East.

Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang hilang kontak saat melakukan uji terbang di sekitar Gunung Salak yang berbatasan antara Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor berpenumpang sebanyak 50 orang.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement