REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Empat orang dipastikan meninggalkan dunia akibat banjir lahar dingin Gunung Gamalama, Rabu (9/5). Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) korban jiwa yang berhasil dikenali bernama Raihan Sangaji (sembilan tahun), Mildawany Johar (25), dan Sarnawia Hamid (52). Sedangkan satu orang belum teridentifikasi.
"Karena hanya ditemukan bagian tubuh, yakni paha kaki," ungkap Kepala Pusat Informasi BNPB, Soetopo Purwo, Rabu (9/5). Laporan tersebut, kata dia, berdasarkan pendataan sementara dari bencana banjir lahar dingin di Gunung Gamalama yang dilakukan oleh BPBD Maluku Utara dan BPBD Kota Ternate yang dilaporkan ke Posko BNPB.
Selain korban tewas, jumlah korban yang diketahui hilang hingga saat ini tercatat sebanyak 10 orang dan 15 orang lainnya luka ringan hingga berat.
Akibat perisitiwa tersebut, sedikitnya 188 rumah di 11 kelurahan mengalami kerusakan, yakni dengan perincian 15 rumah rusak total, 70 rumah rusak berat, dan 103 rumah rusak ringan.
Soetopo melanjutkan, untuk jumlah pengungsi mencapai 58 kepala keluarga (KK) atau 284 jiwa. Pengungsi, ungkap dia, tersebar di pos pengungsi yaitu di eks-Kantor Gubernur Maluku Utara 24 KK (113 jiwa) dan aula SMK Negeri 2 Ternate 34 KK (171 jiwa).
"Kerusakan infrastruktur meliputi 2 jembatan rusak total yaitu di Desa Daulasi dan Desa Air Tege-Tege, dan 2 jembatan rusak ringan di jembatan STM Kelurahan Dufa-Dufa dan Akesako Kelurahan Akehuda," paparnya.
Menurut dia, data yang dilansir saat ini masih dapat berubah sewaktu-waktu, itu karena masih terus dilakukan pendataan di lapangan. BPBD Provinsi Maluku Utara dan BPBD Kota Ternate bersama TNI, Polri dan instansi terkait terus melakukan evakuasi masyarakat yang terkena bencana.
"Korban hilang masih dilakukan pencarian. Bantuan logistik bagi masyarakat yang terkena bencana sedang disiapkan BPBD bersama instansi lainnya," ungkap Soetopo.