REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA---Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta berencana memfasilitasi 50 pedagang sayur gendong dalam bentuk pemberian bantuan "songkro", yang berbentuk sepeda dengan tambahan tempat untuk membawa dagangan.
"Banyak pedagang sayur perempuan yang berdagang keliling dengan menggendong dagangannya. Kami merasa prihatin, karena mereka semakin tergilas modernitas apabila tidak dibantu," kata Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Budhi Hastuti Fachrudin usai pelantikan pengurus DPD Iwapi DIY 2012-2017.
Menurut dia, apabila tidak segera dibantu, maka para pedagang sayur keliling yang banyak menjajakan dagangannya ke perumahan-perumahan tersebut akan semakin terdesak oleh pedagang-pedagang sayur yang sudah menjajakan dagangannya dengan sepeda motor.
Iwapi, lanjut dia, akan menggandeng dunia perbankan untuk mewujudkan bantuan kepada pedagang sayur gendong tersebut agar bisa memiliki "songkro".
Budhi memperkirakan, harga satu unit songkro adalah sekitar Rp 7 juta dan Rp 10 juta untuk songkro yang bentuknya eksklusif. "Saat ini, kami sedang mengerjakan desain yang tepat. Diharapkan, bantuan ini bisa segera direalisasikan," katanya.
Pedagang yang akan dibantu utuk program percontohan ini sebagian besar tersebar di Kabupaten Sleman, dan ada tiga pedagang di Pasar Ngasem Kota Yogyakarta. "Nantinya, akan ada rekomendasi dari warga perumahan yang biasanya didatangi oleh pedagang sayur gendong itu. Diharapkan, bantuan yang diberikan bisa disalurkan secara tepat," katanya.
Selain memberikan bantuan berupa fasilitas berjualan, Budhi mengatakan, juga akan memberikan bantuan nonfisik, seperti cara untuk menata dagangan sehingga bisa terlihat menarik, termasuk manajemen keuangannya.