Ahad 29 Apr 2012 20:21 WIB

Kemenlu: Tim Investigasi Lanjutkan Penyidikan TKI yang Tewas Ditembak

Rep: Lingga Permesti / Red: Hazliansyah
Seorang laki-laki berada dekat 2 foto TKI meninggal yang dipajang di lokasi otopsi di pemakaman keluarga Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgesela, Kecamatan Pringgesela, Selong, Lombok Timur, NTB.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Seorang laki-laki berada dekat 2 foto TKI meninggal yang dipajang di lokasi otopsi di pemakaman keluarga Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgesela, Kecamatan Pringgesela, Selong, Lombok Timur, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Michael Tene, menyatakan tim investigasi tetap melanjutkan proses penyelidikan terkait tiga TKI Indonesia yang tewas di Malaysia.

"Memang belum ada perkembangan lanjutan terkait kasus ini, yang jelas pihak Malaysia bersedia membentuk tim investigasi atas penembakan saudara kita,"kata Tene saat dihubungi Republika, Ahad (29/4).

Tim investigasi tersebut nantinya akan memutuskan apakah polisi yang menembak ketiga TKI asal NTB itu sesuai prosedur atau tidak. "Apakah memang penembakan tersebut sesuai standar kepolisian atau tidak, kita tunggu saja," jelas Tene.

Terkait demo yang marak menuntut pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia, Tene meminta semua pihak berkepala dingin.

"Kita selalu menangani masalah secara terukur, masalah TKI ini kita selesaikan berdasar kasusnya. Ingat, sekitar 1,2 juta warga Indonesia terdaftar disana, belum lagi yang masuk secara tak resmi,"jelas Tene.

Maka, lanjutnya, Kemenlu menyelesaikan masalah berdasarkan kasus-kasus yang muncul.

"Jadi, jangan menggeneralisasi semua kasus, ini terkait ketiga TKI tewas itu saja," jelasnya.

Ia juga mengingatkan pernyataan Menlu RI Jumat lalu yang menyatakan, pihak Malaysia sudah memberi akses seluas-luasnya hingga membentuk tim investigasi disana.

Sebelumnya, tiga TKI asal Pancor Kopong, Pringgasela Selatan, Lombok Timur, NTB, yakni Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), dan Mad Nur (28), tewas ditembak polisi Malaysia pada 25 Maret 2012 dinihari di kawasan Port Dickson, Malaysia. Polisi setempat berdalih penembakan dilakukan karena adanya dugaan penyerangan saat hendak ditangkap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement