REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, inflasi akan tetap terjaga 5-5,3 persen meskipun kebijakan pengendalian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dilaksanakan.
"Bisa rendah, 5 - 5,3 persen akan kita kejar," katanya kepada wartawan saat ditanyakan dampak pengendalian terhadap inflasi seusai rapat kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (24/4).
Menurut dia, dalam asumsi APBN P 2012, inflasi ditetpakan 6,8 persen, namun dengan asumsi harga BBM bersubsidi naik Rp1.500 per liter. Karena BBM bersubsidi belum bisa dinaikan, inflasi diperkirakan lebih rendah dari asumsi APBN P. Pada APBN 2012 sebelumnya asumsi inflasi sebesar 5,3 persen.
Sementara itu, sebelumnya Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan, kebijakan pembatasan BBM untuk mobil pribadi di atas 1.500 CC akan menyumbang inflasi sekitar 0,3 persen, sehingga diperkirakan laju inflasi sampai akhir tahun akan menjadi 4,7 persen.
"Kalau tidak ada kebijakan BBM inflasi kita 4,4 persen sampai akhir tahun. Memang perkiraan inflasi rendah tahun ini," katanya.
Namun demikian, ia meminta Pemerintah memberikan kepastian mengenai kebijakan harga BBM bersubsidi agar ekspektasi inflasi masyarakat menjadi lebih jelas dan tidak terlalu mempengaruhi laju inflasi pada tahun ini.
"Penting untuk memberikan kepastian mengenai kebijakan harga BBM agar ekspektasi inflasi menjadi lebih jelas, apakah hanya akan pembatasan atau tetap dengan kenaikan harga BBM," katanya.