REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sebanyak 761 siswa sekolah dasar negeri (SDN) Cipayung dan SDN Sukmajaya 3 Depok terancam tak lagi memiliki gedung tempat belajar. Pasalnya gedung sekolah yang mereka miliki, terletak di Jalan Raya Tole Iskandar tersebut dihentikan proyek pembangunannya. Akibatnya, saat ini kegiatan belajar para siswa harus menumpang.
"Gedung sekolah kami, dibongkar oleh 'pemborong' tanggal 10 Oktober tahun lalu (2011)," ungkap Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Sukmajaya 3, Amaliah, Selasa (10/4) kemarin.
Amaliah menceritakan, mulanya dibulan Oktober 2011, melalui surat pemberitahuan yang dikirim oleh pemborong meminta kedua Kepsek SDN tersebut agar memindahkan kegiatan belajar mengajarnya untuk sementara. Karena, Dinas Pendidikan (Disdik) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok berencana untuk melakukan rehabilitasi bagi kompleks kedua SD tersebut. "Perjanjiannya akan selesai dibangun bulan Desember (2011)," kata Amaliah.
Hingga saat ini, kata dia, rehabilitasi pembangunan untuk kompleks dan gedung sekolah SD pertama di Cipayung tersebut tidak juga selesai, bahkan dihentikan.
Akibatnya, 321 siswa-siswi SDN Sukmajaya 3, sejak Oktober 2011 harus melakukan aktivitas belajarnya dengan menumpang di SDN Sukmajaya 5 dan di TK Nurul Iman, yang jaraknya cukup jauh dari rumah para siswa. Begitu-pun yang dialami oleh siswa SDN Cipayung, sebanyak 440 siswa-siswi dari SD yang berdiri sejak 1949 ini, juga harus menumpang di SDN Mekarjaya 11 dan SDN Abadijaya 1, dengan jarak juga sama jauhnya.
"Awalnya siswa (SDN) Sukmajaya (3) ditampung di rumah saya, tetapi tidak cukup menampung semuanya," Amaliah mengeluh. Dengan berpindahnya kegiatan belajar mengajar para siswa-siswi SD tersebut. Ditambahkan Amaliah, berdampak pada kualitas pendidikan. Pasalnya, waktu yang dibutuhkan untuk mengajar menjadi tidak menentu dan berkurang.