REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Kemanan (Meko Polhukam), Djoko Suyanto, mengakui bahwa masih terdapat kelompok bersenjata di wilayah Papua. karena itu, kontak senjata seperti yang terjadi pada pesawat Trigana Air, pekan lalu, tidak dapat terhindari.
"Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kelompok bersenjata masih marak di Papua," ungkap Djoko saat ditemui usai acara silaturahim dan dialog seputar politik hukum dan keamanan, di Kantor Kemenko Polhukam, Selasa (10/4).
Menurut dia, kondisi geografis Papua yang memiliki keluasan tiga kali lebih besar ketimbang Jakarta. Hal itulah yang membuat pengendalian kelompok-kelompok tersebut menjadi sulit. Kendati demikian, kata dia, tidak semua wilayah Papua memiliki kelompok bersenjata.
Djoko mencontohkan saat demonstrasi anarkistis yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu. Saat itu, masyarakat menganggap apa yang terjadi di dua lokasi, Senayan dan Istana, adalah sepenuhnya terjadi di Jakarta. "Padahal Jakarta tidak hanya dua wilayah itu. Pun sama dengan Papua," ujarnya.
Menurut Djoko, diperlukan kerja sama antara aparat keamanan dengan masyarakat Papua untuk meminimalisir kejadian serupa terulang. Pasalnya, lanjut dia, pemerintah pun telah mengambil langkah-langkah preventif seperti Inpres Nomor 5 Tahun 2007 dan juga otonomi khusus yang memberikan kewenangan kepada Menteri Perekonomian sebagai leading sector perkembangan perekonomian Papua.