Rabu 04 Apr 2012 19:31 WIB

Polisi Olah TKP Pelemparan Cairan Kimia

Rep: Asep Wijaya/ Red: Chairul Akhmad
Ratusan petugas kepolisian berusaha menghalau para pengunjuk rasa di depan gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (30/3). Demo menolak kenaikan BBM akhirnya berlangsung ricuh.
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Ratusan petugas kepolisian berusaha menghalau para pengunjuk rasa di depan gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (30/3). Demo menolak kenaikan BBM akhirnya berlangsung ricuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pelemparan cairan kimia yang melukai sejumlah petugas dan awak media saat aksi unjuk rasa pada Jumat (30/3) lalu.

Olah TKP tersebut dilakukan guna mencari tahu asal pelemparan cairan tersebut yang dapat mengarah kepada kejelasan pelakunya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, mengatakan polisi akan melakukan pemeriksaan ke lokasi pelemparan cairan kimia dan melakukan olah TKP di sana. "Rencananya akan dilaksanakan sesegera mungkin untuk dapat menangkap pelakunya dengan cepat," ujarnya, Rabu (4/3).

Olah TKP itu, ungkap Rikwanto, kemungkinan akan melibatkan sejumlah korban yang terkena cipratan tersebut. Korban akan menunjukkan lokasi mereka saat peristiwa terjadi dan memperkirakan asal cairan kimia itu datang. "Bila asalnya telah diketahui, polisi berpotensi besar mengetahui pelaku pelemparan cairan kimia itu," kata dia.

Terkait dugaan water canon yang melemparkan cairan berbahaya tersebut, Rikwanto membantah hal tersebut. Menurutnya, polisi telah memeriksa pihak pemadam kebakaran yang memasok air untuk water canon dan hasilnya adalah tidak ada cairan berbahaya yang mereka lemparkan.

Selain rencana untuk melakukan olah TKP, polisi juga tengah menunggu hasil pemeriksaan cairan kimia yang dilakukan Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Polda Metro Jaya. Pihak Puslabfor memeriksa sampel cairan yang menempel pada baret, helm dan baju yang dikenakan korban saat berada di lokasi unjuk rasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement