REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Polri, Jendral Timur Pradopo mengatakan pihak kepolisian bakal menindak tegas sejumlah demonstran yang menyiramkan air keras saat bentrokan antara pihak kepolisian dengan demonstran di depan Gedur DPR/MPR RI, Jumat (30/3) malam. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mengusut kejadian tersebut.
“Ya, kita tindak,” kata Kepala Polri, Jenderal Timur Pradopo saat ditemui di kantor presiden, Sabtu (31/3) malam.
Dalam aksi demonstrasi penolakan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di depan Gedung DPR, Jumat (30/3) malam kemarin, sejumlah demonstran menyiramkan air keras ke dalam kerumunan. Akibatnya, tiga anggota polisi dan satu wartawan harian asing dilaporkan terkena semprotan air keras dan terluka bakar. Salah satu korbannya Brigadir Made AKP yang mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuhnya.
Timur membenarkan adanya anggota kepolisian yang terluka dan menjadi korban dari pelemparan air keras, namun para korban telah mendapatkan pengobatan. Untuk itu, Timur menegaskan bakal melakukan penyelidikan mengenai tindakan para demonstran itu.
Jendral 56 tahun itu juga menyesalkan tindakan para demonstran. Ia berkali-kali mengingatkan jika demonstrasi boleh dilakukan selama tidak melanggar norma hukum yang berlaku. Menurutnya, polisi sejak dari awal sudah melakukan tahap preventif yang sudah dilakukan secara optimal oleh kepala satuan wilayah mulai dari polsek, polres, hingga polda.
Tetapi, ia mengaku menyesalkan tindakan para demonstran yang berujung bentrokan. “Sekali lagi, saya meminta pengunjuk rasa melakukan langkah-langkah yang elegan,” ucap jendral kelahiran 10 Januari 1956 silam itu.