Kamis 29 Mar 2012 20:08 WIB

Polisi Halau Mundur Aksi Mahasiswa Tolak Kenaikan BBM

Massa demonstran menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 April. (ilustrasi)
Foto: Reuters/Enny Nuraheni
Massa demonstran menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 April. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Kepolisian mendesak mundur kelompok mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak di gedung DPRD Sumatea Barat, Kamis (29/3). Kepolisian membubarkan aksi demo dengan menembakan gas air mata ke arah demonstran.

Ribuan massa mahasiswa kocar-kacir berlarian saat mau memasuki gedung dewan itu. "Kita telah menyiapkan personel polisi untuk mengamankan jalannya aksi demo mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM," kata Kapolresta Padang Kombes Pol M Seno Putro.

Menurut dia, personel polisi ada juga yang mengawasi serta mengamankan SPBU yang berada tidak jauh dari gedung DPRD Sumbar. "Kita takutnya aksi mahasiswa ini mengusai SPBU dekat gedung DPRD itu," katanya.

Bentrokan antara petugas dan mahasiswa tak terelakkan lagi. Mahasiswa juga sempat merusak fasilitas umum seperti pos polisi yang berada depan gedung DPRD Sumbar dan merusak pot-pot bunga yang ada di pinggir Jalan Khatib Sulaiman. Tiga pintu kaca gedung DPRD pecah akibat lemparan batu.

Seorang mahasiswa melakukan aksi demo di gedung DPRD Sumbar di gigit anjing milik Brimob Polda Sumbar. Kapolresta Padang, Seno M Putra mengatakan, pihak kepolisian menanggung biaya pengobatan mahasiswa yang terkena gigitan anjing.

"Sekarang mahasiswa tersebut dibawa ke Rumah Sakit Yos Sudarso untuk mendapatkan perawatan intensif," katanya. Hingga saat ini kepolisian masih berjaga-jaga di sekitar gedung DPRD Sumbar untuk mengamankan jika mahasiswa kembali mau menduduki gedung dewan.

Ruas lalu lintas Jalan Khatib Sulaiman menuju DPRD Sumbar sebelumnya ditutup oleh pihak kepolisian, sekarang telah bisa dilalui kendaraan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement