REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Ratusan massa dari beberapa elemen masyarakat, kembali mengepung Gedung Sate menolak kenaikan harga BBM, Senin (26/3).
Massa yang berasal dari Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) dan Gerakan Anak Indonesia Bersatu (GAIB) itu, long march dari Jl Supratman ke Gedung Sate.
Selain berorasi, pendemo tersebut bernyanyi lagu 'Halo-halo Bandung' sambil menari. Di tengah-tengah aksi, massa menggulingkan motor yang diakuinya sebagai simbol mobilitas para buruh.
Ketua DPD SBSI Jabar, Ajat Sudrajat mengatakan, motor tersebut digulingkan sebagai bagian simbol bentuk penolakan terhadap kenaikan BBM. Karena, 50 persen buruh bekerja menggunakan kendaran bermotor.
''Kalau BBM dinaikan makin menjeritlah kami," ujar Ajat kepada wartawan disela-sela aksinya, Senin (26/3). Ajat mengatakan, penolakan kenaikan BBM akan terus dilakukan oleh buruh hingga jelang kenaikan BBM. Bahkan, kata dia, massa demo tersebut akan digelar lebih banyak dengan mengerahkan 5.000 orang.
"Kami tidak akan tinggal diam, kami akan terus melakukan penolakan hingga titik darah penghabisan," tegas Ajat.
Ajat beserta ribuan buruh lainnya merasa, hak konstitusi rakyat diselewengkan. Padahal, seharusnya pemerintah sebagai penyelenggara negara membela hak warga negaranya.