REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Pasukan perdamaian PBB tak sekedar untuk menjaga keamanan suatu negara pascaperang. Sekjen PBB, Ban Ki-Moon menegaskan pentingnya keberadaan pasukan perdamaian adalah jembatan untuk membangun kepercayaan kepada masyarakat dan membantu memulihkan kondisi pascaperang.
“Yang paling penting, peacekeeper membangun kepercayaan. Saya telah melihat bagaimana bantuan pasukan perdamaian telah membuat perbedaan besar terhadap hidup seseorang,” katanya saat memberikan pidato di Sentul, Bogor, Selasa (20/3).
Pasukan perdamaian ditempatkan di negara-negara pascaperang atau mengalami konflik untuk melindungi warga sipil dari kekerasan. Ia mencontohkan, saat konflik terjadi banyak anak-anak yang tidak bersekolah selama bertahun-tahun, pasukan perdamaian datang dan membuat anak-anak itu kembali ke bangku sekolah.
Ia juga mencontohkan saat ladang-ladang diracuni, sehingga para petani tidak bisa menanam sehingga menimbulkan berbagai penyakit. Pasukan perdamaian itu membantu dengan membawa dokter dan obat-obatan. Begitu pula saat bencana terjadi, pasukan perdamaian menjadi garda terdepan untuk membantu.
Ban Ki-Moon pun menegaskan, Indonesia memiliki peran di dalamnya. Ia pun mencontohkan pasukan perdamaian yang dikirim Indonesia ke Darfur, Sudan. Meski awalnya tidak diterima baik oleh masyarakat karena ketidakpercayaan mereka, tetapi pada akhirnya pasukan perdamaian itu bisa berbaur dan membantu para masyarakat sipil. Demikian juga dengan pasukan perdamaian Indonesia yang diberangkatkan ke Lebanon. Mereka, kata Ban Ki-Moon, ikut bergabung dengan 37 negara lainnya di sana.