REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tertutupnya saluran air dan drainase yang buruk membuat halaman Sekolah SD dan SMP Yayasan Esti Bakti, Cengkareng, Jakarta Barat terendam banjir setinggi 30 sentimeter. Sudah tiga tahun ini ratusan murid di sekolah tersebut kesulitan saat melakukan olahraga dan upacara.
Kepala Sekolah SD dan SMP Yayasan Esti Bakti, Agustinus Budi Riyanto, menuturkan sekolah yang dibangun tahun 1971 ini sudah terendam banjir selama 2-3 tahun terakhir. Menurut Budi, tak berfungsinya saluran air telah berlangsung sejak pembangunan perumahan Pantai Indah Kapuk. "Sejak dibangun PIK, saluran airnya tertutup, jadi menggenang saja di halaman," ujarnya, Senin (19/3).
Tiga ruang Taman Kanak-kanak menurut Budi sudah tak dapat dioperasikan kembali, karena kondisinya yang semakin parah. Budi menuturkan untuk gedung sekolah yayasan sudah dua kali melakukan renovasi. Renovasi pertama pada tahun 2006 sekolah ditinggikan setinggi 40 sentimeter. Tahun 2010 sekolah direnovasi kembali dan ditinggikan setinggi 20 sentimeter.
Sementara untuk halaman sekolah, Budi mengatakan, dilakukan pengurugan, namun itu bukan solusi mengatasi genangan. "Seperti buah simalakama, kalau halaman diurug bisa jadi air malah akan membuat banjir pemukiman di sekitar atau memasuki ruang kelas," ujar Budi.
Budi mengatakan pihaknya telah melaporkan pada penilik dari dinas pendidikan dasar. Meski belum melakukan laporan resmi, menurut Budi para penilik telah melihat langsung kondisi sekolah. "Penilik tiap bulan datang ke sini tapi hanya bilang prihatin," ujar Budi.
Dari pantauan di lokasi, halaman sekolah yang tergenang banjir memang cukup parah. Airnya berwarna hitam pekat dan berbau memenuhi halaman depan dan belakang sekolah. Bahkan, halaman belakang sekolah tergenang air setinggi hampir setengah meter dan permukaan airnya dipenuhi tanaman kangkung.