Sabtu 17 Mar 2012 13:11 WIB

Pemerintahan SBY-Boediono Terancam Digulingkan

Rep: Yoebal Rasyid/ Red: Djibril Muhammad
Presiden SBY dan Wapres Boediono
Presiden SBY dan Wapres Boediono

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Organisasi Persatuan Politik Rakyat Miskin (PPRM) meminta Presiden SBY membatalkan rencananya untuk manaikkan harga BBM, karena kebijakan tersebut hanyalah akan menambah sengsara rakyat miskin Indonesia.

Ketua Umum PPRM, Aslihul Fahmi Alia, mengajak rakyat Indonesia untuk menggulingkan pemerintah, bila SBY tetap bersikeras menaikkan harga BBM, dan juga tarif dasar listrik (TDL). Sebagai keprihatinan atas adanya rencana kenaikan harga BBM ini, sekitar 50 aktivis PPRM Yogyakarta, Sabtu (17/03) turun ke jalan.

"Ini baru aksi permulaan. Kalau SBY berkeras menaikkan harga BBM kami akan turun dengan massa yang lebih besar untuk menduduki kantor-kantor pemerintahan," tutur Aslihul.

Aksi PPRM ini dilakukan dengan berjalan kaki di sepanjang Jl Malioboro, Yogyakarta. Massa kemudian berkumpul di depan pagar istana Gedung Agung. Di sepanjang jalan, mereka membagikan selebaran tentang analisa mereka terhadap dampak-dampak buruk yang bisa dialami rakyat akibat kenaikan BBM.

Kata Aslihul, PPRM kembali akan turun ke jalan pada 25 Maret-5 April mendatang, untuk terus menyuarakan penolakan mereka. Menurut dia, SBY beralasan terpaksa menaikkan BBM demi menyelamatkan defisit APBN akibat kenaikan harga minyak dunia.

Dikatakannya, sebenarnya masih banyak cara lain yang bisa dilakukan SBY. Menaikkan BBM itu hanyalah cara 'gampangan' yang dilakukan pemerintah, tanpa mempedulikan dampaknya terhadap rakyat miskin.

Sebenarnya, kata dia, kalau SBY bijaksana seharusnya ia menerapkan kebijakan pajak progresif untuk barang-barang mewah yang masuk ke Indonesia. Cara lain, bisa dengan menyita kekayaan para koruptor yang selama ini telah menjarah uang negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement