Ahad 19 Feb 2012 12:11 WIB

Asal Diperhatikan, Suku Asmat Bisa Menjadi Pusat Penyebaran Islam di Papua

Rep: Agung Sasongko/ Red: Heri Ruslan
Kepala Suku Asmat Papua, Umar Abdul Kayimter (kanan), memberikan sambutan usai menjadi mualaf di Masjid Darussalam, Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Ahad (19/2).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kepala Suku Asmat Papua, Umar Abdul Kayimter (kanan), memberikan sambutan usai menjadi mualaf di Masjid Darussalam, Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Ahad (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  BEKASI -- Imam Masjid Istiqlal, Ali Hanafiyah mengatakan dari tahun 1980-an, telah ada dari kalangan suku Asmat yang memeluk Islam. Namun, tidak adanya pembimbing menjadikan Muslim Asmat seolah diabaikan.

“Mereka yang masuk Islam lalu mendapat pemberitaan dari media. Tapi setelah itu, tidak ada bimbingan berkesinambungan sehingga mereka tidak menjalankan Islam secara kaffah,” kata Ali dalam pesannya kepada keluarga Umar yang baru saja mengucapkan syahadat di Masjid Darussalam, Jati Bening, Bekasi, Ahad (19/2).

Ali mengatakan adalah tugas umat Islam untuk bersama-sama memberikan perhatian dan bimbingan kepada Muslim Asmat.  Umat Islam perlu mencontoh Rasulullah SAW saat mendidik para sahabat seperti Abu Bakar, Umat bin Khattab, dan Ustman bin Affan.

“Nabi SAW mengislamkan kota Makkah dengan mendekati para pemimpin kabilah kota itu. Lalu beliau bentuk Makkah sebagai pusat penyebaran Islam,” papar Ali.

Untuk itu, menurut Ali, kelak suku Asmat dapat menjadi pusat penyebaran Islam di Papua. Ia percaya masuknya Islam ke Papua akan memberikan perubahan pada wilayah itu. “Kita akan buat Papua menjadi lebih bermartabat,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement