Sabtu 18 Feb 2012 06:37 WIB

Inilah Kronologis Peristiwa Penusukan Sesama Siswa SD

Rep: Amri Amrullah/ Red: Endah Hapsari
Pisau untuk menusuk, ilustrasi
Foto: PhotoStack
Pisau untuk menusuk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Siswa berinisial 'SM' (12), Korban penusukan oleh teman satu Sekolah Dasar (SD)nya 'A' (13), masih berbaring tak sadarkan diri di ruang teratai, Rumah Sakit (RS) Fatmawati. Oleh perawat, 'SM' dinyatakan masih dalam perawatan intensif, setelah melewati masa kritis hingga Jumat (17/2) malam.

Rudi Yulianto (23), kakak laki-laki korban penusukan menceritakan kronologis masalah sang adik hingga penusukan terjadi, kepada Republika, Sabtu (18/2). Ia menuturkan, pada Rabu (15/2) siang, sebelum 'SM' pulang sekolah, pelaku 'A' datang ke rumah korban dengan alasan mencari korban.

Menurut Rudi, 'A' memang sengaja datang ke rumah korban di saat ia tidak ada dirumah. Karena pelaku tahu hanya kedua orang tua korban lah yang ada di rumah. Dan 'A' tahu bahwa kedua orang tua korban adalah tunanetra. "Setelah Bapak saya bilang tidak ada, pelaku 'A' diam-diam masuk ke rumah dan mengambil ponsel (hp) milik 'SM' yang tergeletak di dalam rumah.

Setelah 'A' mengambil hp dan pergi, berselang berapa lama, korban 'SM' pulang dan mendapati ponselnya sudah tidak ada. Kemudian, Sukino sang ayah mengatakan, bahwa tidak berapa lama, 'A' si teman korban sempat datang dan mencari 'SM'. "Korban langsung curiga dengan 'A', bahwa dialah yang mencuri hpnya," ujar sang Kakak.

Kamis, (16/2) pagi ketika masih di sekolah, korban menanyakan kedatangan pelaku 'A' ke rumahnya kaitan dengan hpnya yang hilang. Namun 'A' tidak mengakuinya, hingga 'SM' mengancam akan melaporkan ke guru bila pelaku 'A' tidak mengakui telah mengambil hp korban. Pelaku 'A' pun akhirnya mengaku dan mengatakan, hp korban telah ia jual dan laku Rp 110 ribu.

Tidak terima, korban 'SM' pun akhirnya meminta hp yang dimiliki pelaku 'A' sebagai ganti. Sehingga terjadi rebutan hp milik pelaku, aksi rebutan ini pun diketahui oleh seorang guru. Mengetahui cerita korban dan sang murid telah mencuri, guru berusaha menyelesaikan masalah esok hari kepada kedua pada keduannya.

Jumat (17/2) pagi, malang bagi korban 'SM',  pelaku 'A' nampaknya telah menyimpan dendam akibat ketahuan oleh sang guru. Pelaku 'A' langsung menjemput korban di rumahnya, sebelum  korban berangkat sekolah. Korban 'SM' pun diajak pelaku ke perumahan Bukit Cinere. Ternyata pelaku sudah membekali dirinya dengan pisau sebelum berangkat bersama korban.

Setibanya di perumahan bukit Cinere sekitar jam 07.00 pagi, pelaku 'A' langsung menghujamkan delapan tusukan ketubuh korban. dua tusukan di lengan serta dada kanan dan kiri, tiga tusukan di perut dan satu tusukan di paha kanan hingga tembus. Korban langsung tak sadarkan diri, dan pelaku 'A' membuangnya ke selokan. 

Beruntung korban ditemukan oleh satpam perumahan dalam keadaan kritis. korban langsung dibawa untuk pengobatan dan langsung dirujuk ke RS Fatmawati. Sedangkan pelaku 'A' sempat kabur ke Limo, dan kemudian tertangkap oleh polisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement