REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ulah Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI yang merenovasi ruang Badan Anggaran (Banggar) senilai Rp20,3 miliar, DPR secara institusi maupun anggotanya terkena imbas negatif.
"Yah itu, kita tidak bisa pahami. Apa yang dilakukan Kesekjenan DPR RI berimbas pada DPR RI, baik lembaganya maupun kepada anggotanya. Ulah Setjen DPR RI itu semakin memperburuk citra DPR RI," kata Sekretaris Fraksi Partai Demokrat, Saan Mustopa di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (13/1).
Ia menyatakan, bila memang Setjen ingin melakukan sesuatu di lingkungan DPR RI, ada baiknya melakukan konsultasi dan komunikasi dengan semua pihak.
"Harusnya ketika Setjen mau melakukan sebuah proyek, itu hendaknya dibicarakan, disampaikan ke DPR RI, minimal pimpinan DPR RI, adakan rapat-rapat dengan fraksi-fraksi. Disitu fraksi akan memberikan masukan apakah proyek itu layak dilakukan atau tidak. Kalau selama ini jangan kan anggota, pimpinan fraksi ngga tahu tentang rencana-rencana yang akan dilakukan Kesekjenan. Tiba-tiba, DPR RI sudah dicaci saja. Ini membuat kredibilitas DPR RI semakin memburuk," kata anggota Komisi III DPR RI itu.
Menurut anggota Banggar itu kejadian toilet dan renovasi ruang Banggar merupakan hadiah tahun baru yang tak menyenangkan.
"Kalau ini terus menerus dilakukan akan semakin memperburuk citra DPR RI. Belum kelar (selesai) masalah toilet, ada lagi masalah soal ruang Banggar. Ini awal tahun yang kurang baik buat reputasi DPR RI. Sudah ada dua kasus yang membuat kurang baik," sambung Saan.
Ia mengaku, sebagai anggota Banggar, dirinya tak mengetahui sama sekali soal renovasi ruang Banggar itu.