REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Puluhan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekanbaru menggelar aksi unjuk rasa di Markas Polda Riau, menuntut Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk turun dari jabatannya. HMI menilai polisi sudah "menyayat" hati rakyat.
"Banyak hati masyarakat yang tersayat dengan kemunculan sejumlah peristiwa penganiayaan aparat terhadap masyarakat," kata Kordinator Lapangan (Korlap) HMI Cabang Pekanbaru Ahmad Efendi Siregar di sela aksinya, Selasa (3/1) di Pekanbaru. Seharusnya, kata dia, polisi mengayomi masyarakat. ''Eh, malah menginjak dan menyiksa masyarakat. Contohnya seperti kejadian di Mesuji dan Bima, pihak kepolisian begitu beringasnya menyiksa warga, bahkan lebih dari sebuah pelanggaran."
HMI Pekanbaru mendesak agar seluruh aparat yang terlibat dalam melakukan penganiyaan dan tindak referesif terhadap warga tersebut agar diproses secara tegas.
"Hentikan seluruh tindakan referesif dan pnganiayaan terhadap masyarakat yang tidak berdosa, seharusnya kepolisian itu mengayomi dan melindungi masyarakat, bukan dianiaya dan disiksa," tegasnya.
Para demonstran juga meminta kepada Polri menghentikan persekongkolan dengan perusahaan-perusahaan yang menzalimi dan merampas hak rakyat. Para mahasiswa juga menuntut Kapolda Riau, Brigjend Suedi Husein menindak tegas oknum aparat yang melakukan persekongkolan dengan pihak perusahaan-perusahaan dan telah melakukan penganiayaan terhadap masyarakat di "bumi melayu".
"Kembalilah keasalnya, jangan sampai institusi penegak hukum malah nantinya menjadi musuh rakyat," ujarnya.