REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hasil audit Bank Century yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak menghasilkan hal baru. Laporan audit yang diserahkan kepada pimpinan DPR itu dinilai tidak memuaskan dan mengecewakan.
Ketua Fraksi PDIP, Tjahjo Kumolo, di DPR, Jumat (23/12) menyatakan kinerja BPK terkait dengan audit ini tidak memuaskan keinginan publik. Hasil audit dinilainya jauh dari harapan. "Kami kecewa," ujarnya.
Laporan audit forensik BPK yang diserahkan ke DPR dinilai gagal akibat adanya tekanan kekuasaan yang berhasil membuat audit forensik diduga tidak obyektif. Tjahjo menyatakan laporannya tidak beda jauh dengan laporan audit investigasi BPK yang pertama.
Menurut Tjahjo, tak ada aliran dana yang detail mengarah ke seseorang atau lembaga. Padahal, kata dia, tidak mungkin tidak ada aliran dana nasabah yang hilang. "Lantas kemana uang triliunan rupiah itu."
BPK, dalam pandangan Tjahjo, terkesan menutup-nutupi kasus penyelewengan dana besar ini. BPK hanya mengungkap ada aliran dana ke PT MNP, penerbit koran milik partai tertentu saja pada periode 2006-2009 senilai Rp 100,95 miliar.
Sekjen PDIP ini berharap agar BPK berani mengungkapkan aliran dana bank tersebut mengalir ke lembaga apa saja dan siapa saja yang menerimanya. Pihaknya yakin tidaklah mungkin uang triliunan rupiah lenyap begitu saja seperti setan yang sesekali nampak kemudian menghilang. "Pasti ada jejak-jejak yang bisa ditelusuri. BPK tidak perlu takut," tegasnya.
Hasil analisa forensik menyangkut kasus Century ini menjadi harapan terakhir penuntasan kasus Century. "Kita berharap audit forensik dari BPK dapat memberikan harapan terakhir dari keseluruhan kerja Timwas Century," ujar Ketua Timwas Century, Taufik Kurniawan.
Masa kerja Timwas Century baru saja diperpanjang hingga 2012. Alasan perpanjangan karena menunggu hasil audit forensik BPK. Namun, jika hasilnya tidak ditemukan kejanggalan bisa saja Timwas dibubarkan, karena tidak ada lagi masalah besar yang perlu dikawal.