REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Anggota Komisi III DPR RI yang membidangi Hukum dari Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo, menduga ada tangan-tangan kuat yang tidak terlihat berupaya melindungi Miranda Goeltom.
"Selain itu saya juga menduga, upaya penghilangan Nunun Nurbaeti untuk beberapa waktu lalu, hanya untuk memutus mata rantai, agar tidak sampai mengenai Miranda Goeltom," katanya kepada ANTARA Pekanbaru, melalui jejaring komunikasi, Kamis (15/12) pagi.
Malahan, menurutnya, dari dulu dirinya berkeyakinan, Nunun Nurbaeti sepertinya tidak punya motif (terkait kasus yang dituduhkan kepadanya). Ia mengatakan itu, mengomentari berbagai opini di masyarakat, pasca 'dipulangkannya' (bukan tertangkapnya) Nunun Nurbaeti dari Bangkok, Thailand, akhir pekan lalu.
Nunun telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus suap 'traveller cheque' (cek pelawat) pada proses pemilihan Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia (BI), Miranda Goeltom.
Akibat kasus ini, KPK telah mengajukan 26 tersangka penerima suap dari kalangan anggota maupun mantan anggota DPR RI, malah beberapa di antaranya telah menyelesaikan masa hukuman.
Kontroversi kasus ini mengemuka, setelah publik mempertanyakan, kenapa mereka yang dituduh 'menerima suap' sudah diadili, sementara penyuapnya (Nunun) belum. Nunun sendiri sempat dinyatakan buron ke beberapa negara selama lebih setahun.
"Makanya, saya dugaan saya semakin kuat, bahwa ada tangan-tangan kuat yang tidak terlihat berupaya melindungi Miranda," kata Bambang.
Sehingga, lanjutnya, diduga 'penghilangan' Nunun untuk beberapa waktu lalu hanya untuk memutus mata rantai, agar tidak sampai mengenai Miranda.
"Sebab bagaimana pun, lanjutnya, ada pihak yang tidak ingin Miranda Goeltom buka-bukaan soal apa saja yang diketahuinya dalam proses penyelamatan Bank Century, dan kelompok mana yang menikmatinya," jelasnya.
Bambang berharap, pimpinan KPK yang sebentar lagi menyelesaikan masa tugasnya, terus mengungkap kasus-kasus besar seperti ini, agar mereka dikenang sebagai pahlawan oleh publik.
"Sebab, selama ini ada kesan kasus-kasus besar itu jalan di tempat. Dan harapan pada pimpinan KPK yang baru, harus lebih hebat dan lebih maju dari pimpinan yang digantikannya," kata Bambang Soesatyo.