Rabu 07 Dec 2011 23:06 WIB

Pusri Beri Warna Pink untuk Pupuk Bersubsidi

REPUBLIKA.CO.ID,SERANG--PT Pupuk Sriwijaya mengganti pupuk bersubsidi yang selama ini berwarna putih menjadi pink atau merah muda.

"Perubahan warna ini untuk menghindari penyalahgunaan pupuk bersubsidi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," kata General Manager PT Pusri Pram Harsono saat uji coba pupuk bersubsidi berwarna pink bersama para petani di Desa Sukanegara, Kabupaten Serang, Rabu.

Ia mengatakan, perubahan warna ini juga untuk pengamanan dan pencegahan dari penyimpangan tata niaga pupuk bersubsiri di lapangan. "Pupuk bersubsidi berwarna putih sebelumnya banyak yang tidak disalurkan kepada petani, tetapi justru ke perusahaan," katanya.

Namun pemerintah bertindak cepat dengan mengeluarkan Surat Menteri Pertanian No. 11/SR.130/M/1/2011 tanggal 7 Januari 2011 tentang Pencirian Khusus pupuk Urea Bersubsidi.

"Oleh sebab itu terhitung 1 Januari 2011, seluruh pupuk urea bersubsidi yang beredar di pasaran berwarna pink," katanya.

Menurut dia, ddalam beberapa waktu ke depan, masih akan ditemukan pupuk bersubsidi berwarna putih karena distribusi pupuk bersubsidi warna pink belum menyeluruh.

"Masih masa transisi. Kami menjamin pada Januari 2012 seluruh pupuk urea bersubsidi warna pink," kata Pram.

Pram mengatakan, perbedaan warna akan lebih memudahkan pengawasan peredaran antara pupuk bersubsidi dan nonsubsidi. "Masyarakat umum bisa melakukan pengawasan tata niaga pupuk dari warnanya," kata Pram seraya mengatakan meski berubah warna, kualitas pupuk untuk tanaman tetap sama dan tidak berubah.

Ia menjelaskan, zat pewarna yang digunakan sama dengan pewarna pada makanan. Zat pewarna tidak menyebabkan perubahan warna air pada perairan sawah, dan ramah lingkungan.

"Soal harga jual pupuk, para petani tidak perlu mengkhawatirkannya karena tetap sama yakni Rp 1.500 per kilogram," katanya.

Ketua Gapoktan Kencana Tani Hariri mengakui terobosan tersebut membantu petani untuk membedakan mana pupuk bersubsidi dan mana yang tidak, serta mengawasi kemungkinan penyelewengan yang bisa terjadi. "Kami menyambut baik perubahan warna ini," kata Hariri.

Hariri berharap pergantian warna tersebut dapat meminimalkan penyalahgunaan pupuk bersubsidi yang masih kerap terjadi di Kabupaten Serang. "Seharusnya dinikmati petani malah dijual ke perusahaan. Akibatnya para petani rugi," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement