REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Polri dan TNI tetap mengedepankan pendekatan persuasif untuk menyelesaikan konflikdi Papua. Demikian pernyataan Kepala Bagian Pemeliharaan Keamanan Mabes Polri Komjen Pol Imam Sujarwo usai menghadiri diskusi perkembangan terakhir situasi keamanan di Papua di Jakarta, Kamis petang.
Ia menuturkan jumlah personel Polri di Papua mencapai 6.000 orang dengan bantuan personel Brimob sebanyak tiga SSK. "Seluruh personel Polri di Papua termasuk yang bertugas di area tambang PT Freeport Indonesia, Timika, bersama TNI melakukan pengamanan aset, penanganan gangguan keamanan dan ketertiban serta kriminal bersenjata," ujar Sujarwo.
Hal senada diungkapkan Panglima Kodam XVII Mayjen TNI Efri Triasunu yang mengatakan pihaknya bertindak membantu Polri untuk menjaga keamanan Papua secara persuasif. Efri mengatakan bentuk OMSP yang dilakukan antara lain TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) di daerah-daerah terpencil dan terisolasi di Papua. Tak hanya itu, TNI juga telah meminta agar dialog internal antara pemerintah daerah, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan semua pihak di Papua dapat dilakukan untuk mencari solusi yang tepat dan komprehensif untuk menyelesaikan berbagai persoalan di Papua.
Sebelumnya Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat membuka diskusi tersebut mengatakan terdapat empat masalah mendasar di Papua yaitu adanya gerakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Kedua, konflik manajemen PT Freeport dengan karyawannya, dan kesenjangan ekonomi serta pilkada.
"Keempat masalah itu tidak saling berkaitan. Jadi berdiri sendiri, hanya karena bersamaan dan seolah-olah dibesarkan, maka menjadi besar seperti saat ini. Semua insiden memiliki kepentingan masing-masing," katanya.