REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah April 2011 lalu masyarakat dikejutkan dengan aksi bom yang meledak di masjid, dalam komplek Polres Cirebon, kini giliran gereja yang dijadikan sasaran.
Ahad (25/9) kemarin, Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, menjadi target aksi bom bunuh diri.
Kejadian tersebut menurut Sekretaris Bidang Diakonia Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Jeirry Sumampow, merupakan kegagalan pemerintah RI dalam memberikan kebebasan dan rasa aman terhadap warga dalam menjalankan ibadahnya. "Meski begitu, saya meminta agar jemaat tetap tenang dan menyerahkan semua kepada yang berwajib," ujar Jeirry, Ahad (25/9).
Terlebih lagi, Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) merupakan salah satu dari 88 gereja anggota PGI.
Jeirry pun meminta, oknum maupun jaringan yang melakukan aksi pemboman dapat melakukan cara yang manusiawi untuk menyampaikan aspirasi dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada. "Untungnya kemarin sepertinya ada kesalahan antisipasi, sehingga bom tersebut meledak ketika jemaat selesai melaksanakan misa, dan ketika situasi sepi," ujar Jeirry.
Meski begitu, Jeirry tetap meminta, agar aparat pemerintah menindak aksi radikal seperti ini, sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia.