REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG--Menyusul dampak kekeringan yang terus meluas bagi pertanian, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah menyiapkan strategi guna menghadapi awal musim tanam, Langkah ini akan ditempuh untuk menantisipasi kerugian yang ditanggung para petani.
Kepala Seksi Teknis Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah, Win Driarto yang dikonfirmasi mengatakan dengan prediksi kemarau yang masih akan berlangsung Oktober, pihaknya telah meminta para petani untuk menghindari awal musim tanam pada bulan ini.
Awal musim tanam secara serempak baru akan dilaksanakan pada bulan November mendatang. "Strategi pola tanam ini dilakukan setelah Dinas Pertanian berkoordinasi dengan Badan Meterologi dan Geofisika Jawa Tengah," ungkapnya, Sabtu (17/9).
Diperkirakan, lanjut Driarto, awal musim penghuujan di sebagian wilayah di Provinsi Jawa Tengah sudah akan berlangsung pada bulan Oktober ini. Meski begitu petani jangan langsung memulai awal musim tanam pada bulan Oktober.
Menurutnya, musim tanam padi yang berlanggsung saat awal musim penghujan akan rentan terhadap hama wereng. Sehingga musim tanam bisa dimulai secara serempak pada bulan November. "Diharapkan dengan memotong siklus tanam padi ini akan meminimalisir musim tanam dari gangguan hama wereng," ungkapnya.
Di lain pihak, Wakil Rakyat Jawa Tengah mendesak agar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengantisipasi dampak musim kemarau ke depan melalui solusi jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini untuk mengantisipasi kesulitan air kebutuhan hidup dan pertanian.
Anggota komisi D DPRD Jawa Tengah, Sri Praptono melihat perlunya dibuat rencana dan solusi jangka panjang maupun pendek untuk menangani kekeringan di Jawa Tengah.
“Untuk solusi jangka pendek, bantuan tanki air ke daerah-daerah yang membutuhkan sudah tepat. Namun jangka panjang yang menyentuh kebijakan pertanian seharusnya juga dilakukan,” ungkapnya kepada Republika Online.
Menurut politisi PKS Jawa Tengah ini, Jawa Tengah harus menyiapkan solusi jangka panjang, misalnya mengoptimalkan program 1000 sumur pengendali kekeringan yang sudah dicanangkan oleh Gubernur Jawa Tengah.
Selain itu juga mengoptimalkan regulasi dan implementasi program untuk menjaga kualitas daerah resapan air. "Ini sangat perlu, agar tingginya curah hujan air bisa disimpan di daerah resapan. Artinya kalau daerah resapan bagus, otomatis sumur-sumur tidak akan cepat kering," ujarnya.