Kamis 08 Sep 2011 15:54 WIB

Kirim SMS Undang Berkumpul pada 5 September, Firasat Abah Anom Menjelang Berpulang?

Abah Anom
Foto: grooko.com
Abah Anom

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Pengasuh Pesantren dan Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wan Naqsabandiyah (TQN) Suryalaya, KH Shohibulwafa Tajul Arifin yang lebih dikenal dengan sapaan Abah Anom dinilai telah memiliki firasat akan wafat pada Senin (5/9). Almarhum mengundang orang-orang dekatnya untuk berkumpul pada 5 September, hari dimana dia wafat, padahal saat bertemu muka, tak ada pesan apapun.

Ketua Yayasan Serba Bakti Pesantren Suryalaya Perwakilan Kota Bogor, Edgar Suratman saat dihubungi Kamis mengatakan, dirinya mendapatkan SMS berisi undangan dari Abah Anom untuk menghadiri pertemuan dan Manaqiban di Suryalaya pada Senin.

Menurut Edgar Suratman, pada Kamis (1/9) atau sehari setelah Hari Raya Idul Fitri, ia dan sejumlah jamaah TQN Suryalaya Kota Bogor bersilaturrahmi dengan Abah Anom di kediamannya di Suryalaya.

"Saat kami bersilaturrahmi dengan Abah pada Kamis (1/9) tidak ada informasi atau undangan manaqiban. Saat itu kondisi kesehatan Abah juga terlihat baik-baik saja," papar Edgar, a'wan Syuriah PC Nahdlatul Ulama Kota Bogor.

Undangan untuk menghadiri manaqiban baru diterima Edgar Suratman maupun jamaah TQN Suryalaya se-Indonesia pada Sabtu (3/9).

Pegiat TQN Suryalaya lainnya, Zaenal mengatakan, undangan pertemuan akbar pada Senin (5/9) yang disampaikan Abah Anom beberapa hari sebelum wafat memiliki dua pengertian. Pertama, agar para pengikutnya selalu mengenang 5/9 sebagai hari kelahiran dan hari bersejarah bagi Pesantren maupun TQN Suryalaya. Kedua, dapat pula diartikan bahwa Abah Anom telah memiliki firasat akan wafat pada Senin (5/9).

"Orang shaleh biasanya diberikan banyak kelebihan oleh Allah SWT, termasuk dapat membaca atau mengetahui apa yang akan terjadi atau dialaminya," tegas Zaenal yang juga ketua Karang Taruna Kota Bogor.

Abah Anom dilahirkan di Tasikmalaya pada 1 Januari 1915 dan menghembuskan nafas terakhir di kota yang sama dalam usia 96 tahun pada Senin (5/9). Jenazahnya dikebumikan di Puncak Suryalaya pada Selasa (6/9) yang dihantarkan oleh ribuan muridnya yang berasal dari berbagai penjuru Nusantara dan sebagian negara Asia Tenggara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement