REPUBLIKA.CO.ID,AKARTA- Kereta Api Gajayana jurusan Malang-Jakarta dibajak seorang anggota TNI AL, Darso. Darso diduga dibantu oleh dua orang temannya, yaitu Sugianto dan satu orang lagi yang melarikan diri dan belum diketahui identitasnya.
"Pelaku tersangka baru Darso, dua orang lainnya masih terduga. Satu orang masih buron, jadi pelakunya ada tiga orang," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam kepada Republika, Sabtu (27/8).
Anton menambahkan peran dua orang yang membantu Darso untuk membajak kereta api ini masih diselidiki. Mengenai statusnya, selain Darso, dua orang tersebut masih sebagai saksi. Sedangkan Darso telah ditetpkan sebagai tersangka dan kini ditangani TNI.
Sementara itu, dalam pemeriksaan di Polisi Militer, Darso memberikan keterangan yang berbeda-beda. Juru bicara TNI AL, Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan sejak ditangkap dan dibawa Polisi Militer pada pukul 14.00 WIB, kerap berkilah dan keterangannya berubah-ubah.
"Saat ditanya naik dari mana, jawaban tadi sebelumnya dari Indramayu lalu berubah menjadi Cikampek. Dia juga sempat mengaku memberikan uang kepada orang lain tapi berubah lagi," kata Untung.
TNI AL juga mengakui Darso merupakan anggota TNI AL yang masih aktif dan tidak sedang mangkir dari pekerjaannya. Pelaku pembajakan kereta itu bernama Sertu Darso dari Kesatuan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan, Lantamal III, Jakarta.
Kini, Darso tengah ditangani Polisi Militer karena ada dugaan pidana. Proses penyidikan masih terus berjalan. Ia pun berjanji akan menindak Darso secara tegas terancam diberhentikan dengan tidak hormat. "Saya tegaskan kalau ada anggota yang melakukan kesalahan misalnya seperti yang dilakukan Darso pasti akan PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat)," tegasnya.
Mengenai senjata api laras pendek yang digunakan Darso, tambahnya, itu hanyalah senjata mainan air soft gun. Senpi dan pisau yang digunakan Darso digunakan untuk menodong dan mengancam masinis. "Senjata yang digunakan itu ternyata air soft gun. Secara fisik memang seperti pistol betulan tapi tetap dapat melukai dan mematikan," ujarnya.