REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Sekretaris Kabinet Dipo Alam membantah dana Rp 4 miliar untuk pemulangan Muhammad Nazaruddin dengan pesawat jet carter dari Bogota, Columbia, berasal dari pemerintah. "Itu dana dari KPK, bukan dari Kepolisian RI atau Kejaksaan," tegasnya di Jakarta, Jumat (12/8) pagi, mengenai rencana pemulangan mantan bendahara umum Partai Demokrat tersebut ke Tanah Air.
Rute penerbangan dengan pesawat carter tersebut melalui Sudan dengan transit di Dubai, Singapura, lalu ke Jakarta. Karena menggunakan pesawat carter, Nazaruddin kemungkinan besar mendarat di Bandar Udara Halim Perdana Kusuma dan bukan di Bandara Soekarno-Hatta. Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam, memperkirakan Nazarudin tiba di Jakarta pada Jumat ini.
Dipo mengatakan jangan sampai ada kesan pemerintah mengistimewakan Nazaruddin dengan menggelontorkan uang miliaran untuk pemulangannya. "Sekali lagi itu dana dari KPK dan KPK bukan lembaga pemerintah, melainkan lembaga negara. Meskipun, uangnya berasal dari APBN juga," jelas Dipo.
Menjawab pertanyaan apakah cukup berharga mengeluarkan uang sebanyak itu untuk memulangkan seorang buronan, Dipo mengatakan pihaknya menghormati KPK yang dengan segala pertimbangan memulangkan Nazaruddin secepatnya ke Tanah Air. "Saya kira KPK sudah mempertimbangkan dengan matang dari unsur keselamatan, kecepatan pemulangan untuk proses pemeriksaan, maupun unsur praktisnya. Itu kita hormati," katanya.
Pemerintah Kolumbia, lanjutnya, tidak bisa memulangkan Nazaruddin dengan biaya dari mereka. Pemerintah Kolombia meminta Indonesia mengurus pemulangan orang buronan KPK dan Interpol tersebut. Karena menggunakan penerbangan umum komersial dianggap tidak praktis, maka pemulangan Nazaruddin diputuskan untuk memakai pesawat carter.
Penerbangan dari Bogota ke Jakarta dengan memakai pesawat komersial memakan waktu sekitar 36 jam termasuk transit. Dengan menggunakan pesawat carter, waktu itu bisa dipersingkat.
Menko Polhukam Djoko Suyanto sebelumnya mengaku tak mengetahui pemulangan Nazaruddin memakai pesawat carter atau tidak. Ia juga tak bisa memastikan biaya yang dibutuhkan untuk membawa pulang Nazaruddin. "Teknis itu terserah kepada tim di lapangan. Saya tidak tahu harga carter pesawat di sana. Yang penting secepatnya pulang," demikian Menko Polhukam.