REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Boediono mengatakan Bangsa Indonesia membutuhakn sentuhan ibu dan kaum perempuan untuk meredam berbagai kekerasan dan carut marut yang kini terjadi. "Saya berpendapat bahwa bangsa ini, saat ini benar-benar memerlukan sentuhan dari kaum Ibu dan kaum perempuannya," kata Wapres saat membuka musyawarah kerja nasional Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia di Istana Wapres, Jakarta, Jumat.
Wapres berpendapat bahwa kehidupan suatu bangsa tidak jauh berbeda dari kehidupan sebuah keluarga. "Saya tidak melihat adanya perbedaan antara kehidupan sebuah keluarga dan kehidupan sebuah bangsa.," kata Wapres.
Keluarga harmonis, keluarga sakinah, menurut Wapres biasanya dilandasi oleh kasih sayang, saling percaya diantara anggotanya. Sumber utama dari kasih sayang, rasa saling percaya adalah orang tua. "Dan saya harus sebut di sini, terutama sang Ibu. Ibu adalah sumber utama dan penyubur dan penyebar utama kasih sayang di dalam keluarga," kata Wapres.
Menurut Wapres, kaum Ibu dan kaum perempuan dalam kehidupan suatu bangsa mempunyai peran serupa di kehidupan keluarga. Oleh sebab itu, Wapres mengharapkan kaum Ibu dan kaum perempuan Indonesia, untuk memikirkan perannya dalam menebarkan kembali kasih sayang dan rasa saling percaya diantara anggota keluarga besar yang disebut bangsa Indonesia ini.
"Saya yakin, banyak yang dapat dilakukan baik pada tingkat keluarga, tingkat kampung, tingkat majelis taklim dan tingkat yang lebih luas lagi untuk membuat bangsa kita bangsa yang harmonis bangsa yang sakinah. Hati yang keras hanya bisa dilembutkan dengan hati yang lembut," kata Wapres.
Ditambahkan Wapres, sebagai negara dengan populasi Islam terbesar, peran perempuan di Indonesai memang lebih baik dibanidng negara Islam lainnya. Namun banyak hal yang masih membelenggu kaum perempuan sehingga peran kaum perempuan belum sepenuhnya optimal karena adanya masalah yang membelenggu.
Wapres mengakui, pemerintah dengan berbagai program yang tengah dilaksanakan belum mampu sepenuhnya mengatasi belenggu masalah kaum perempuan. "Saya hanya ingin menyebutkan beberapa saja, seperti masih tingginya angka kematian ibu melahirkan, masalah gizi anak, kemiskinan, serta cap Indonesia sebagai pengekspor tenaga kerja wanita pembantu rumah tangga (PRT). Kita menyadari, berbagai program yang dijalankan pemerintah belum sepenuhnya mampu menjawab berbagai tantangan tersebut," kata Wapres.
Menurut wapres, masalah utama dalam pemberdayan terutama masih rendahnya tingkat pendiidikan dan belum meratanya akses pelayanan kesehatan. Untuk itu, menurut Wakil Presiden, sinergi pemerintah dan masyarakat akan mempercepat program-program pemerintah dalam memberdayakan perempuan sekaligus juga akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.