REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Persoalan 'bola panas' mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, telah menggelinding jauh ke ranah politik. Akibatnya, kasus Nazaruddin yang sebenarnya bermuara pada permasalahan hukum itu telah bergeser jauh menjadi persoalan politik.
Peneliti Indo Barometer, M Qodari, mengatakan semua pembicaraan soal Nazaruddin sudah menjadi pembicaraan politik. Menurutnya, sekarang orang sudah mulai meributkan Anas Urbaningrum. "Asumsi tentang Anas dan apa yang dilakukannya, ini kan sudah menjadi asumsi politik," ujarnya saat dikonfirmasi di gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (21/7).
Sebetulnya, lanjut dia, yang harus mendapatkan sorotan saat ini adalah aparat penegak hukum. Karena, persoalan Nazarudin ini sebenarnya berawal dari masalah hukum dan masalah hukum hanya bisa diselesaikan kalau Nazaruddin bisa ditangkap atau didatangkan.
Celakanya aparat penegak hukum tak mampu menangkap Nazaruddin. "Yang perlu diributkan sebenarnya adalah aparat hukum yang sampai saat ini tak mampu menangkap Nazaruddin," imbuh Qodari.
Ia melihat, kalau Nazaruddin bisa ditangkap atau didatangkan, semua isu yang berkembang dengan sendirinya bakal terjawab. Misalnya benar tidak semua yang disebutkan dan diomongkan Nazaruddin.
Namun jika tidak benar, nama-nama yang telah disebutkan oleh Nazaruddin itu harus direhabilitasi. "Sebaliknya, jika nama nama yang disebut Nazaruddin memang benar, ya harus diproses gitu loh," lanjutnya. ''Yang penting masyarakat tidak digulung dalam isu, gosip atau asumsi ketidakpercayaan.''