Selasa 12 Jul 2011 17:23 WIB

Kerusakan dan Kerugian Akibat Lahar Dingin Capai Rp45,4 Miliar

Lahar dingin Merapi lumpuhkan jalur Magelang-Yogyakarta
Foto: INTERNASIONAL BUSINESS TIMES
Lahar dingin Merapi lumpuhkan jalur Magelang-Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN - Perhitungan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Jawa Tengah, mengenai kerusakan dan kerugian akibat banjir lahar dingin di kabupaten ini mencapai Rp45,4 miliar. Angka itu terdiri dari kerusakan Rp22,4 miliar dan kerugian Rp23 miliar.

Pelaksana tugas Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Klaten Wachju Adhi Pramono mengatakan, penghitungan ini masih dalam proses penyusunan untuk kemudian diusulkan bantuannya kepada pemerintah pusat.

"Penghitungan didasarkan pada sektor ekonomi dan infrastruktur yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung dari banjir lahar dingin di Kali Woro yang terjadi pascaerupsi Gunung Merapi 2010," katanya di Klaten, Selasa (12/7).

Wachju memaparkan, kerusakan di sektor ekonomi meliputi lahan pertanian di tujuh desa di Kecamatan Manisrenggo seluas 226 hektare dengan perkiraan kerusakan Rp384 juta dan kerugian Rp2,9 miliar.

Dampak di sektor ekonomi lainnya adalah kolam perikanan di kecamatan yang sama dengan perkiraan kerusakan Rp65 juta dan kerugian Rp406 juta. "Kerusakan dan kerugian paling banyak adalah di sektor infrastruktur yang meliputi jembatan, sabo dam, dan bendung irigasi, yang total penghitungannya mencapai Rp41,7 miliar.

Data rincian kerusakan infrastruktur ini, lanjut dia, meliputi sembilan jembatan di tiga kecamatan. Yakni Jembatan Bendosari, Sidosari, dan Panggang di Kecamatan Kemalang, Jembatan Guneman dan Seren di Kecamatan Prambanan, Jembatan Tegalngandong, Kragilan, Gempol, dan Sawit di Kecamatan Gantiwarno.

Kerusakan pada sabo dam ada enam unit yang terletak di dua kecamatan.

Yakni Sabo Dam Karang Butan, Segadung, Jenggong, dan Trayu di Kecamatan Kemalang, Sabo Dam Sukorini dan Gedongan di Kecamatan Manisrenggo.

Sedangkan dua bendung irigasi yang rusak adalah Bendung Pungkruk di Kecamatan Manisrenggo, dan Bendung Platar di Kecamatan Gantiwarno.

Saat ini, lanjut Wachju, penghitungan masih terus berlangsung mengingat sudah ada beberapa infrastruktur yang sudah diperbaiki, sehingga kemungkinan jumlah dana usulan kepada pemerintah pusat berkurang.

Penghitungan ini belum final. Masih ada penghitungan menyangkut dampak tak langsung yang dialami penduduk yang berada di dekat infrastruktur yang rusak. Beberapa di antaranya jembatan penghubung dua desa rusak. "Sehingga warga harus menempuh jarak lebih jauh untuk melakukan rutinitas, maka kami juga sedang menghitung berapa kerugian warga tersebut," tandasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement