Senin 11 Jul 2011 11:19 WIB

Pengamat Minta Nasdem Belajar Politik ke NU-PKB

Sultan Hamengku Buwono X pada sebuah acara Nasional Demokrat.
Foto: Antara
Sultan Hamengku Buwono X pada sebuah acara Nasional Demokrat.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG-Nasional Demokrat (Nasdem) seharusnya dapat meniru Nahdlatul Ulama (NU) saat mengepakkan sayap politiknya. "Meskipun tidak pararel, semestinya Nasdem dapat meniru NU. Sebagai ormas, NU tetap dapat eksis meskipun memiliki sayap politik yang saat itu mendeklrasikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)," kata Susilo Utomo, di Semarang, Senin.

NU sebagai ormas mendeklrasikan partai politik dengan nama lain dan bagi pengurus NU yang ingin masuk PKB harus keluar dari NU. Tidak semua orang NU kemudian menjadi pengurus PKB, sehingga ormas NU tetap hidup.

Belajar dari NU, lanjut Susilo, seharusnya Nasdem yang sejak awal mendeklarasikan diri sebagai gerakan restorasi demokrasi tidak menggunakan nama yang sama saat mendirikan partai politik. "Jika Nasdem sebagai ormas mau menjadi parpol, nama yang digunakan bukan Nasdem sehingga pengurus Nasdem yang ingin menjadi pengurus parpol harus keluar dari ormasnya," katanya.

Menurut Susilo, cara tersebut dapat menjadikan Nasdem sebagai gerakan restorasi demokrasi seperti tujuan awal pembentukan dapat tetap solid. Tidak seperti sekarang, akibat kesamaan nama tersebut yang kemudian menjadikan para pendiri atau pengurus Nasdem ormas yang masih berpegang teguh bahwa pendirian Nasdem sebagai gerakan restorasi demokrasi banyak yang keluar dari Nasdem.

"Seperti efek domino, pengurus organisasi masyarakat Nasdem banyak yang keluar seperti Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Rustriningsih. Bahkan masih banyak pengurus Nasdem dari daerah lain yang juga mengundurkan diri," katanya.

Sri Sultan masuk dalam daftar inisiator nasional organisasi masyarakat Nasdem yang juga duduk sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Nasional sekaligus anggota. Jejak Sri Sultan diikuti Rustriningsih, Wakil Gubernur Jawa Tengah yang juga Ketua Ormas Nasional Demokrat Jateng.

Susilo menambahkan banyaknya pengurus Nasdem yang keluar setelah terbentuknya Parpol Nasdem, maka dampak yang ditimbulkan adalah dibutuhkan koordinasi dan konsolidasi ulang dari awal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement