REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI - Minat para tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di luar negeri, salah satunya Arab Saudi, ternyata tidak terpengaruh dengan peristiwa hukuman pancung yang dialami oleh seorang tenaga kerja di negara itu.
Pelaksana tugas Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kabupaten Kediri, Edhi Purwanto, Rabu mengemukakan jumlah para TKI yang berangkat ke luar negeri sampai saat ini masih tinggi. "Dari data yang masuk ke kami hingga Juni 2011 ini ada 448 warga yang terdata berangkat ke luar negeri. Mereka bekerja dengan beragam tujuan negaranya," katanya mengungkapkan.
Ia mengatakan, beberapa negara tujuan para TKI itu selain Malaysia, adalah Taiwan dengan jumlah TKI yang terdata mencapai 175 orang, kemudian Hong Kong dengan 137 orang, dan beberapa negara di Timur Tengah.
Untuk Arab Saudi, lanjut Edi, hingga kini memang masih ada beberapa TKI yang memilih bekerja di sana. etapi, untuk jumlahnya jauh lebih kecil daripada negara-negara di Eropa maupun di Asia lainnya.
Ia juga mengatakan, minat para TKI untuk bekerja di luar negeri dari Kabupaten Kediri ternyata masih tinggi. Mereka tidak khawatir dengan berbagai kejadian yang marak terungkap, seperti tragedi hukum pancung, dan beberapa hukuman lainnya.
Pihaknya menduga, beberapa tenaga kerja yang terlibat masalah di luar negeri masih belum terampil. Dimungkinkan, majikan TKI itu merasa tidak sabar, hingga mereka melukai pada TKI itu.
Untuk meminimalisasi kasus itu menimpa warga Kabupaten Kediri, Edhi menegaskan pemerintah selalu berupaya untuk memberi pelatihan keterampilan pada calon TKI yang akan berangkat. "Pelatihan selalu kami berikan, agar mereka cakap dan terampil. Kami sudah agendakan rencana itu, teknisnya ada di instansi terkait," ucapnya.
Minat menjadi TKI warga Kabupaten Kediri memang cukup tinggi. Hal itu bisa terlihat dari jumlah remitansi cukup besar. Data kiriman remitansi dari Bank Indonesia Kediri, kiriman remitansi pada triwulan I/2011 dari Kabupaten dan Kota Kediri mencapai Rp 65,611 miliar.