Jumat 13 May 2011 18:58 WIB
Perayaan Kemerdekaan Israel di Indonesia

Ulama Madura Bersatu Turut Kecam Peringatan HUT Israel

Pembakaran bendera Israel
Foto: pdiperjuangan-jatim.org
Pembakaran bendera Israel

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN - Ulama Madura dari berbagai pondok pesantren dan organisasi sosial keagamaan mengecam rencana peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 Israel oleh komunitas Yahudi di Indonesia, Sabtu (14/5) besok.

Juru bicara ulama Madura KH Dhovier Shah dalam keterangan persnya di pondok pesantren Darul Tauhid Proppo Pamekasan, Jumat (13/5), menyatakan, ulama Madura menolak keras perayaan HUT Israel di Indonesia, dengan beberapa pertimbangan. "Salah satunya karena negara Israel itu adalah penjajah terhadap warga Palestina dan sampai saat ini masih berlangsung," kata KH Dhovier.

Ia menyatakan, jika perayaan HUT ke-63 Israel dibiarkan, maka menurut dia, akan memunculkan anggapan bahwa negara Indonesia selama ini telah "bersekongkol" dengan Israel. Padahal antara Indonesia dengan Israel tidak pernah menjalin hubungan diplomatik apapun.

Disamping itu, dalam mukaddimah Undang-Undang Dasar 1945 sudah jelas dinyatakan, bahwa penjajahan diatas dunia harus dihapus. "Jika perayaan yang dilakukan oleh penjajah dibiarkan, maka Indonesia bisa dinilai sama dengan membiarkan bentuk penjajahan yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina," kata Dhovier menegaskan.

Para ulama perwakilan berbagai pondok pesantren di empat kabupaten di Madura ini juga menyatakan mendukung saran DPR RI yang akan dilakukan oleh komunitas Yahudi di Indonesia tersebut, apalagi sampai mengibarkan bendera Israel. "Ulama Madura juga mendukung sikap pemerintah mempertahankan NKRI untuk memerangi teroris sampai ke akar-akarnya," ucap KH Dhovier Shah.

Ada sebanyak 24 ulama Madura di Pulau Garam Madura ini yang menandatangi pernyataan sikap menolak perayaan HUT ke-63 Israel oleh komunitas Yahudi di Indonesia. Mereka merupakan meruapan perwakilan ulama dari empat kabupaten di wilayah itu dari berbagai organisasi keagamaan. Antara lain KH Karrar Sinhaji dan KH Abd Ghafur Syafiudin dari Pamekasan, KH Dhovier Shah (Sampang), KH Muhaimin Bari (Sampang) dan KH Yahya Hamiduddin juga dari Kabupatan Sampang.

Selanjutnya KH Warist Ilyas (Sumenep), KH Ahmad Fauzi Tidjani (Sumenep) dan KH Abd Wasi' Bahar (Sumenep). Sedangkan perwakilan ulama dari Kabupaten Bangkalan antara lain KH Abdullah Khon Thobroni, KH Imam Makhsus, KH Djazuli Noer, KH Syafiq Rofi'ie dan KH Abd Muta'al Amin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement