REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG - kata Ketua MUI Jawa Tengah KH Ahmad Darodji, mengatakan bahwa keinginan segelintir orang untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Islam itu sebenarnya sudah ada sejak tahun 1950-an. Gerakan tersebut muncul karena mereka terlalu mementingkan "label".
"Mengapa harus memakai label negara Islam? Selama pemerintahan sudah sejalan dengan nilai-nilai keislaman tidak masalah. Apalagi, masyarakat Indonesia sangat beragam mulai budaya hingga keyakinan," kata Ahmad seusai pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) 2011 MUI Jateng di Semarang pada Sabtu (30/4) malam.
Untuk merangkum keberagaman masyarakat Indonesia itu, kata Darodji, itu diperlukan perekat. Bangsa Indonesia telah sepakat perekat tersebut adalah Pancasila dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" sebagai dasar negara Indonesia.
Gerakan NII melakukan perekrutan untuk mewujudkan ambisinya tersebut. Tentunya, kata Ahmad, anggota gerakan NII yang melakukan perekrutan itu terlebih dulu melakukan 'cuci otak' atau semacamnya sehingga mampu memengaruhi dan mengubah pemikiran kaum terpelajar seperti yang mereka inginkan. "Metode semacam ini efektif, apalagi sasarannya kaum terpelajar. Sebab, kalangan mahasiswa di kampus yang sudah terpengaruh tentunya akan melanjutkan proses perekrutan kepada kawan-kawannya yang lain," katanya.