Selasa 19 Apr 2011 12:25 WIB

Jeruk Impor China Manjakan Raker Pemerintah dengan Dunia Usaha

Rep: Teguh thr/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, Dimana saja ada. Mungkin itu slogan tepat buat Jeruk asal China. Dimulai buat pelengkap hidangan resepsi pernikahan, bingkisan saat jenguk pasien ke rumah sakit, buah tangan buat kerabat  sampai dengan pertemuan resmi kenegaraan.

Pada pembukaan rapat kerja pemerintah dengan dunia usaha oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono  di Istana Kepresidenan Bogor Senin (18/4) kemarin buah dari negeri asal tiongkok juga menjadi salah satu makanan ringan pembuka.

Disamping jeruk para peserta juga disaijkan bika ambon, tales dan ubi. Soal sajian jeruk Cina ini, Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar yang berbicang dengan Republika, tidak menampiknya.

Karena, untuk mengenali Jeruk itu berasal dari lokal atau bukan dapat dilihat dari warna kulitnya. Jeruk Cina atau mandarin umumny berwarna orange.Tak jarang kulitnya agak sedikit keriput karena disebabkan oleh lamanya waktu perjalanan.

Tapi, Mahendra enggan disalahkan kalau jeruk itu bisa masuk ke acara resmi kenegaraan. "Masalahnya bukan saya yang beli," jawabnya. 

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati yang saat itu posisinya berada tak jauh dari Mahendra hanya tersenyum ketika ditanya masalah tersebut. "Iya neh," ujarnya singkat sambil menunjuk ke arah Mahendra,

Sementara Deputi Kementerian Koordinator Perekonomian Bidang Perindustrian dan Perdagangan Edy Putra Irawady yang duduk di belakang pak Mahendra hanya tersenyum melihat jeruk asal China yang masuk ke pertemuan resmi pejabat pemerintah dan dunia usaha.

Memang tidak ada salahnya Jeruk itu berasal dari negara mana. Toh tidak ada aturan yang melarang hal tersebut. Tapi akan sungguh sangat ironis seandainya pemerintah sendiri kurang perhatian untuk memakai produksi dalam negeri.

Apalagi ditengah gencarnya slogan penggunaan produk dalam negeri dan pembicaraan ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA). Seperti apa yang disampaikan oleh AA Gym, dengan memulai dari kecil, memulai dari diri sendiri, dan memulai dari sekarang juga.

Membanjirnya produk buah impor Cina tidak terlepas dari mahalnya buah lokal. Sebelumnya Menteri Pertanian Suswono menilai sebetulnya buah-buahan asal Indonesia itu lebih baik dari pada Cina. Karena dari China itu rata-rata sudah lama di Cold Storage. 

Sayangnya, kalau berbicara harga, seperti jeruk lokal umumnya jauh lebih mahal dibandingkan dengan dari China.  Meski di tingkat petani harganya tidak terlalu mahal. “Contoh jeruk Pontianak, di petani ini kan harganya Rp 3 ribu sampai Rp 4 ribu per kilogram. Tapi kalau sudah di pasar harganya bisa sampai Rp 20 ribu. Oleh karena itu kita ingin membenahi pasar di dalam negeri sendiri,” ucapnya.

Menurut Suswono nilai defisit pangan holtikultura mencapai 600 juta dolar AS. "itu adalah holtikultura, terutama buah-buahan, ya jeruk, pir, yang buah-buahan yang kita tidak ada namun terpaksa impor," ucapnya.

Sekedar catatan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menggelar rapat kerja di Istana Kepresidenan Bogor Senin (18/4) hingga Selasa (19/4). Rapat  membahas tentang Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011 -2025. Dalam rapat tersebut presiden  juga  mengundang pimpinan pemerintah daerah dan kalangan dunia usaha.

Tujuan dari pelaksanaan MP3EI adalah untuk mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi melalui pengembangan 8  program utama yang meliputi: sektor industri manufaktur, pertambangan, pertanian, kelautan, pariwisata, telekomunikasi, energi dan pengembangan kawasan strategis nasional. Salah satu bentuk konkritnya yakni dengan membangun koridor ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement