Senin 18 Apr 2011 12:51 WIB

Rancangan Gedung DPR Kemungkinan Berubah

Rep: Esthi Maharani/ Red: Djibril Muhammad
Maket gedung baru DPR
Foto: Antara
Maket gedung baru DPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Gedung DPR tampaknya masih bisa berubah. Baik dari segi anggaran maupun bentuk fisik gedungnya. Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi Setjen DPR, Sumirat mengatakan perubahan ini sesuai dengan permintaan Ketua DPR, Marzuki Alie pada pekan lalu.

"Gedung DPR bisa diredesain atau disayembarakan lagi. Artinya bisa saja dimulai dari nol," katanya saat dihubungi pada Senin, (18/4).

Pada pekan lalu, Marzuki meminta Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi Setjen DPR agar memperhitungkan kembali berapa sebenarnya bangunan yang diperlukan anggota dewan. Yang terpenting, katanya waktu itu, gedung itu bisa menampung keperluan anggota dewan untuk bekerja.

Sumirat mengatakan, saat ini, pihaknya sedang melakukan studi ruang agar lebih didetailkan. Termasuk kebutuhan riil ruangan yang dibutuhkan anggota dewan. Artinya, ada kemungkinan dana yang digunakan pun akan lebih kecil dari sebelumnya. "Menyusun kebutuhan dan studi ruang itu tidak gampang, harus satu persatu," katanya.

Menurutnya, rencana membangun 36 lantai pun diawali dari asumsi ada perubahan fungsi gedung di kompleks DPR. Gedung Nusantara I tadinya akan dipakai untuk Sekjen. Sedangkan gedung Sekjen dipakai untuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Sementara gedung baru direncanakan khusus anggota dewan dan ruang rapat fraksi serta ruang kelompok. "Asumsi proyeksi itu diperhitungkan untuk empat periode DPR mendatang," katanya.

Diprediksi pada masa itu, akan ada penambahan jumlah anggota dewan sehingga perlu kapasitas gedung mencapai 600 orang. Sementara proses kajian di Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) mengenai gedung DPR yang sekarang masih dalam tahap pembahasan.

Ia mengatakan dengan perkembangan saat ini yakni kemungkinan perubahan desain dan anggaran, harus ada sinkronisasi dan koordinasi antara DPR dan Kemen PU. "Nanti dibandingkan (desain lama dan baru), selisihnya lebih besar atau lebih kecil, termasuk kebutuhan ruang dan standarnya seperti apa," katanya.

Perubahan ini, lanjut dia, akan juga berdampak pada lima perusahaan yang telah lolos tahap prakualifikasi tender. Yakni bisa diteruskan atau bahkan diulangi lagi seluruhnya.

Ia mengaku seharusnya tahap awal pembangunan gedung bisa dimulai pada kisaran Juni atau Juli. Namun, proses tersebut harus berhenti. Ia pun tak bisa memprediksi pembangunan ini akan dimulai kapan. "Setiap putusan harus dibawa dulu di rapat badan urusan rumah tangga (BURT)," katanya.

Seperti diberitakan, Marzuki Alie menjajaki kemungkinan desain gedung baru berubah dan membentuknya seperti twin tower atau menara kembar. Yakni satu gedung berlantai 24 dibangun bersisian dengan gedung Nusantara I dan bagian atasnya dibangun jembatan. Kemungkinan tersebut akan dibawa ke rapat BURT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement