REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Pimpinan DPR merasa bingung dengan sikap Fraksi PDIP di sidang paripurna, Jumat. Sebab, dalam rapat konsultasi pada Kamis, sudah jelas ada tujuh fraksi setuju pembangunan diteruskan, dan dua fraksi menolak, yakni fraksi PAN dan Gerindra.
“Jangan diputer-puter, saya sebagai pimpinan bingung. Di sini bilang setuju, di sana tidak,” kata Ketua DPR, Marzuki Alie saat ditemui usai sidang paripurna. Menurutnya, posisi sembilan fraksi mengenai pembangunan gedung sudah selesai dalam rapat konsultasi. Yakni tujuh setuju dengan catatan efisiensi dan dua menolak. “Yah ini namanya politik, saya nggak perlu ngomentari lagi," katanya.
Marzuki menegaskan, hasil rapat konsultasi dijadikan pegangan untuk keberlangsungan pembangunan gedung. Namun, begitu paripurna, semua berubah. "Semua kan meminta efisiensi, kita sudah minta PU untuk melakukan itu. Kalau kemudian ada yang protes ya sudahlah," paparnya.
Ia prihatin dengan sikap Fraksi PDI-P yang dalam rapat paripurna meminta penundaan pembangunan gedung. Menurutnya, dalam rapat konsultasi jelas fraksi PDIP menyatakan tidak menolak.
"Kalau Gerindra kita pahami, karena kemarin jelas-jelas menolak, tapi yang justru kita prihatin kemarin (konsultasi) yang mewakili FPDIP jelas tidak pernah menyatakan menolak. Itu statement dalam rapat konsultasi kemarin," kata Marzuki.
Menurutnya, dalam rapat konsultasi itu, PDI-P hanya meminta dilakukan evaluasi tentang aspek kemewahan rencana pembangunan . Maka, ditanggapi DPR dengan meminta Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengevaluasi hal itu.
Marzuki mengatakan, rapat konsultasi sepakat meminta Kementerian PU menganalisis dua hal. Pertama, apakah kondisi gedung DPR saat ini memenuhi standar, di bawah standar atau di atas standar. Kedua apakah harga yang dianggarkan untuk pembangunan gedung baru wajar, di bawah kewajaran atau di atas kewajaran.
Wakil Ketua DPR dari Golkar, Priyo Budi Santoso pun mengungkapkan hal senada. “Semua sikap fraksi sudah dijelaskan apa adanya, tetap saja pimpinan DPR diprotes. Yah beginilah namanya nasib," keluh Priyo sambil memegang janggutnya.