Ahad 03 Apr 2011 16:50 WIB

Melongok Milata Abraham, Aliran Sesat dari Bumi Serambi Mekah (Bagian 1)

Masjid Raya Banda Aceh
Foto: Antara
Masjid Raya Banda Aceh

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH-- Tidak mudah setiap orang bisa mempercayai jika di Aceh ada aliran yang menyimpang dari Islam seperti Ahmadiyah yang telah difatwakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai sesat dan menyesatkan.

Heboh aktivitas tentang ajaran sesat kelompok Ahmadiyah yang mengakui adanya nabi setelah Nabi Muhammad SAW itu sebatas tercium di Pulau Jawa dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. Sementara di Aceh, pemerintah dan pihak berwenang lainnya telah memberikan pernyataan bahwa belum menemukan adanya aktivitas Ahmadiyah di provinsi mayoritas penduduk Muslim ini.

Masyarakat meyakini bahwa "benteng" Islam di Aceh yang beraliran "Ahlussunah Waljamaah" masih kokoh, sehingga tidak gampang disusupi oleh pihak lain yang membawa aliran dan ajaran sesat, menyimpang dari Islam sebenarnya.

Sehingga, Aceh juga dijuluki sebagai daerah "Serambi Mekkah", bahkan diberikan kewenangan oleh Pemerintah Pusat untuk penerapan Syariat Islam secara kaffah (menyeluruh) yang dicanangkan sekitar 2001. Akan tetapi, di awal 2011, masyarakat Aceh dikejutkan dengan informasi aliran/ajaran sesat ternyata juga berkembang di Kota Banda Aceh, berdasarkan laporan tokoh agama dan masyarakat daerah itu.

Memang bukan Ahmadiyah, tapi "Milata Abraham" yang dalam ajarannya meragukan kitab suci Al Quran sebagai pedoman hidup umat muslim.Mereka juga mengharuskan hanya shalat satu kali sehari, yakni tengah malam dengan diterangi lilin.

Kelompok aliran sesat "Milata Abraham" itu pertama kali terdeteksi berkembang di salah satu wilayah di Kabupaten Bireuen, Kemudian mereka ditangkap oleh kepolisian dan masyarakat setempat. Selanjutnya, awal Februari 2011, komunitas "Milata Abraham" kembali terdeteksi dan tidak tanggung-tanggung pengikutnya termasuk mahasiswa dan pelajar dari sejumlah sekolah unggul di Banda Aceh dan Aceh Besar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement