REPUBLIKA.CO.ID, ASHINGTON - Menyusul meledaknya reaktor nuklir Jepang, pemerintah Amerika Serikat (AS) mengirimkan ahli nuklirnya. Demikian pernyataan yang disampaikan Gedung Putih mengutip Departemen Energi, Kesehatan dan Penyelamatan Manusia dan Komisi Regulator Nuklir (NRS), Ahad (13/3).
Anggota NRC yang didatangkan tersebut adalah ahli dalam bidang peledakan reaktor nuklir dan juga ikut membantu pengembangan reaktor nuklir di Jepang. Pejabat di Departemen Energi dan anggota komisi yang lain telah menjalin komunikasi dengan pejabat Jepang untuk bekerja sama menanggulagi ledakan reaktor nuklir.
NRC telah menerbitkan laporan bahwa Hawaii, Alaska, Wilayah Amerika Serikat dan Pantai Barat Amerika Serikat tidak boleh mengalami tingkat radioaktiv berbahaya. Amerika Serikat dan Jepang sangat maju terkait kapasitas untuk memantau dan memprediksi jalan dari setiap rilis radioaktif, menurut laporan media AS.
Sebelumnya, ledakan mengguncang pembangkit listrik tenaga nuklir Jepang pada Senin dan asap membumbung dari bangunan itu, demikian disiarkan oleh stasiun televisi secara langsung. Badan keamanan nuklir Jepang mengatakan ledakan di reaktor nomor 3 di PLTN Fukushima no. 1 tersebut diyakini terjadi karena hidrogen.
"Kami yakin itu merupakan ledakan hidrogen. Belum dapat diketahui secara langsung apakah hal tersebut mempengaruhi reaktor itu," kata juru bicara Ryo Miyake.
Jepang kini menghadapi bencana nuklir menyusul belasan reaktor nuklirnya yang terletak di pinggir pantai rusak. Reaktor di Fukushima bahkan sudah diketahui bocor, sehingga pemerintah harus mengungsikan 80 ribu warga karena ancaman tercemar radioaktif.