REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Pertahanan Aziz Nasirzadeh mengancam akan menyerang pangkalan-pangkalan militer AS di Timur Tengah jika perundingan nuklir gagal dan timbul konflik dengan Amerika Serikat.
Reuters melaporkan, hal ini ia sampaikan beberapa hari menjelang putaran keenam pertemuan Iran-AS. “Beberapa pejabat di pihak lain mengancam konflik jika perundingan tidak membuahkan hasil. Jika konflik dibebankan pada kami… semua pangkalan AS berada dalam jangkauan kami dan kami akan dengan berani menargetkan mereka di negara tuan rumah,” kata Nasirzadeh dalam konferensi pers.
Presiden AS Donald Trump telah berulang kali mengancam Iran akan melakukan pengeboman jika negara itu tidak mencapai kesepakatan nuklir baru. Putaran perundingan berikutnya dijadwalkan pekan ini, dengan Trump mengatakan perundingan akan diadakan pada hari Kamis, sementara Teheran mengatakan perundingan akan dilakukan pada Ahad di Oman.
Iran diperkirakan akan mengajukan proposal tandingan terhadap tawaran AS sebelumnya untuk perjanjian nuklir yang ditolaknya, dan Trump bereaksi pada hari Selasa bahwa Iran menjadi “jauh lebih agresif” dalam perundingan nuklir.
Nasirzadeh menambahkan Teheran baru-baru ini menguji rudal dengan hulu ledak dua ton dan tidak menerima batasan. Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada bulan Februari bahwa Iran harus lebih mengembangkan militernya, termasuk rudalnya.

Trump telah memperingatkan Teheran tentang potensi tindakan militer jika kesepakatan tidak tercapai. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dilaporkan telah meyakinkan Gedung Putih bahwa Israel tidak akan melancarkan serangan terhadap situs nuklir Republik Islam tersebut kecuali Trump memberi isyarat bahwa negosiasi yang sedang berlangsung dengan Teheran telah gagal, kata Axios pekan lalu, mengutip dua pejabat Israel yang mengetahui masalah tersebut. Iran berulang kali menyerukan kehancuran Israel.
Ancaman Iran ini muncul bersamaan dengan tindakan Donald Trump mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan secara permanen serangan ke Gaza. Ini ia sampaikan dalam percakapan telepon selama 40 menit yang menegangkan dengan Netanyahu pada Senin
Menurut the Times of Israel, Trump dilaporkan mengatakan kepada Netanyahu bahwa apa yang disebut “kerangka Witkoff,” yang akan menghentikan perang selama sekitar 60 hari dengan imbalan sekitar setengah dari sandera yang ditahan oleh Hamas, tidak akan cukup. Netanyahu sejauh ini menolak untuk menegosiasikan perjanjian penyanderaan gencatan senjata di Jalur Gaza yang secara permanen akan mengakhiri pertempuran di Jalur Gaza – yang merupakan sebuah garis merah bagi dirinya dan mitra koalisi sayap kanannya.
Presiden AS dilaporkan mengatakan kepada Netanyahu bahwa mengakhiri perang di Gaza akan membantu negosiasi nuklir yang sedang berlangsung antara pemerintah dengan Iran dan pembicaraan normalisasi dengan Arab Saudi. Trump juga mengesampingkan serangan terhadap Iran karena Gedung Putih berupaya mengendalikan program nuklir Teheran dengan imbalan keringanan sanksi, menurut laporan tersebut.
Laporan dari Channel 12 dan saluran publik Kan, yang mengutip percakapan berbahasa Inggris dalam bahasa Ibrani, muncul ketika Trump mengatakan kepada media AS bahwa Iran menjadi “jauh lebih agresif” dalam perundingan tersebut.