Rabu 02 Mar 2011 07:45 WIB

Pekerja Bangunan Lihat Aksi Pemerasan di Bandara Tripoli

REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG--Para pekerja bangunan PT Wijaya Karya Tbk yang merupakan Warga Negara Indonesia di Libya melihat langsung adanya aksi pemerasan terhadap calon penumpang di Bandara Tripoli sebelum pulang ke Indonesia. "Saya melihat langsung banyak orang yang diperas di Bandara Tripoli, Libya oleh pihak tertentu," kata Slamet (42) pekerja bangunan yang dipulangkan melalui Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten, Selasa malam.

Slamet merupakan pekerja bangunan di Libya dan dipulangkan bersama 10 rekannya akibat eskalasi politik di Tripoli belum kondusif, dan dijemput Ketua Satgas Pemulangan WNI, Hasan W. Menurut Slamet yang merupakan warga Kampung Grogol RT 16/05 Desa Kedawung, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen, Jateng itu bahwa aksi pemerasan selalu di lokasi tertutup seperti di toilet dan tempat yang agak gelap.

Bahkan Slamet sempat pula diperas di Bandara Tripoli oleh pihak tertentu ketika berada dalam toilet, namun nominalnya bila diuangkan senilai Rp100.000 karena ketahuan oleh rekan pekerja dari Indonesia lainnya akhirnya urung dilakukan. Untuk menghindari aksi pemerasan itu, maka pekerja tidak diperkenankan ke toilet seorang diri dan harus bersama rekan lainnya.

Pengalaman serupa juga dialami Syamsudin (50) rekan Slamet yang juga sebagai pekerja bangunan di Tripoli, namun jumlahnya tidak banyak. Warga Kampung Kebangsar RT04/01, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, Jateng, itu juga sempat diancam oleh pihak lain di Tripoli dengan senjata tajam, tapi ketika mendengar kata Indonesia, ancaman itu akhirnya batal. "Banyak orang dari negara lain diperas dan kadang diancam untuk dibunuh bila tidak memberikan uang, saya lihat dan dengar langsung," kata bapak tiga anak itu.

Sebelumnya, sebanyak 11 pekerja bangunan tiba di Terminal Kedatangan luar negeri Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dari Libya setelah melalui penerbangan dari Tunisia, Selasa malam. Ketua Satgas Pemulangan WNI, Hasan Wirajuda mengatakan para pekerja ini sempat mengalami kesulitan untuk pulang ke Tanah Air karena situasi dan kondisi keamanan di Libya belum pulih.

Mantan Menteri Luar Negeri itu mengatakan pekerja PT Wika itu merupakan rangkaian dari sebanyak 201 WNI lainnya yang juga dipulangkan Rabu (2/3) menggunakan penerbangan komersial. Para pekerja itu tiba menggunakan maskapai Emirates Airlines dengan nomor penerbangan EK-350 dari Tunisia melalui Abu Dhabi dan langsung ke Bandara Soekarno-Hatta.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement