REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, Denny Indrayana, dan Gayus Tambunan pernah terlibat dalam pembicaraan tentang "ngeles" (menghindar) dari panggilan.
Hal itu terungkap dalam transkrip pembicaraan keduanya yang dibagikan kepada wartawan oleh Satgas Pemberantasan Mafia Hukum ketika menggelar pernyataan pers di Jakarta, Rabu.
Transkrip tersebut menyatakan, Gayus dan Denny bertemu di Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Hukum, HAM, dan Pemberantasan KKN pada 24 Maret 2010. Kantor tersebut berada di Bina Graha, salah satu bangunan yang berada di komplek Istana Kepresidenan. Selain Gayus dan Denny, pembicaraan itu juga melibatkan orang lain, yaitu Rony.
Pada awal transkrip, Denny mengusulkan kepada Gayus untuk tidak muncul di media dahulu. Ia juga mengusulkan perlindungan dan pembelaan hukum bagi Gayus dari sejumlah pengacara.
Pada bagian berikutnya, Denny berkata, Satgas, KPK, dan LPSK akan duduk, tanpa ada penjelasan apa yang dimaksud dengan duduk.
Denny juga menyinggung soal panggilan. "Begitu tahu ada panggilan, itu untuk yang pertama kedua kita masih bisa ngeles, kita ketemu dulu. Maksudku ngatur ini langkah-langkahnya," kata Denny. Namun, ia tidak menjelaskan konteks kalimat yang dia ucapkan, terutama kata "ngeles" dan "panggilan".
Lantaran Satgas membatasi pertanyaan, "ngeles dari panggilan” itu tidak berhasil ditanyakan wartawan. Usai jumpa pers, Denny menolak memberikan penjelasan. "Yang tertulis saja," kata Denny meminta agar hanya menanyakan yang tertulis dalam materi jumpa pers.