REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengamat Politik Indo Barometer, M Qodari menjelaskan, munculnya nama Puan Maharani sebagai Capres 2014 dinilai elektabilitasnya masih kecil. Lantaran, saat ini Puan masih baru dikenal sebagian kecil oleh kader PDI P. "Saya belum pernah survei soal Puan, jadi belum tahu persis angkanya. Namun, saya prediksi elektabilitasnya masih rendah," jelas Qodari kepada Republika, Rabu (5/1).
Qadari mendasarkan argumen itu pada dua hal, pertama Puan hanya dikenal terbatas di sebagian elit partainya, kalau pun dikenal mungkin hanya untuk di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya (Dapil Pilegnya). "Jadi masih panjangan proses dia ke arah capres," imbuhnya
Menurut Qadari, ada kemungkinan nama Puan dimunculkan karena memang Megawati sudah benar-benar tidak akan mencalonkan lagi. Satu lagi, sambung dia, sebagai sebuah bentuk pengalihan, akan tetapi pada akhirnya Megawati kembali yang dimunculkan pada 2014. "Nama terkuat setelah SBY untuk jadi Presiden itu menurut survei ya Megawati," tegasnya.
Untuk diketahui, elakukan survei Prospek Calon Presiden 2014-2019 pada 9 sampai 20 Agustus 2010. Survei dilaksanakan di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden sebesar 1.200 orang. Margin of error sebesar kurang lebih sekitar 3,0 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei dilakukan dengan pertanyaan tertutup 10 nama. Dalam pertanyaan ini, nama SBY tidak dicantumkan. Nama SBY diganti dengan nama istrinya, Ani Yudhoyono. Hasilnya, Megawati menempati urutan pertama (21,8 persen), Prabowo Subianto (15,5 persen), Wiranto (8,7 persen), Aburizal Bakrie (5,6 persen), Muhaimin Iskandar (3,5 persen), Ani Yudhoyono (3,4 persen), Surya Paloh (3,3 persen), Hatta Rajasa (2,0 persen), Suryadharma Ali (0,3 persen), dan Luthi Hasan Ishaaq (0,3 persen).
Responden yang memilih untuk tidak memilih sebanyak 1,9 persen. Responden yang menyebut rahasia sebanyak 7,8 persen. Sedangkan sebanyak 25,8 persen responden memilih untuk tidak menjawab dan tidak tahu.