REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu, menyatakan tidak ada peningkatan signifikan jumlah warga miskin di wilayahnya yang diakibatkan bencana letusan Gunung Merapi beberapa waktu lalu.
"Bencana letusan Gunung Merapi yang memporak-porandakan sejumlah wilayah di Sleman tidak berpengaruh pada jumlah warga miskin," ujarnya Selasa (28/12). "Kami yakin tingkat perekonomian warga yang rumahnya hancur akan kembali pulih setelah masa pemulihan ini," imbuhnya.
Menurut dia, pemerintah daerah saat ini terus berupaya untuk mendorong kebangkitan ekonomi masyarakat terutama yang terkena dampak langsung erupsi Gunung Merapi.
"Kami terus mendorong masyarakat melalui pelatihan dan pembekalan ketrampilan untuk warga korban Merapi sehingga tinggal aplikasi di masyarakat dan dilakukan pendampingan," katanya.
Ia mengatakan, usaha, mikro dan kecil masyarakat di lereng Merapi juga sudah mulai bangkit. Kondisi itu didukung banyaknya pengunjung yang datang ke lokasi bencana yang diharapkan akan membangkitkan kembali roda perekonomian.
"Bahkan di lokasi yang semula bukan jadi objek wisata, sekarang sudah banyak peluang usaha untuk jualan makanan atau cinderamata. Di kawasan wisata Kaliurang juga terlihat mulai bangkit sedikit demi sedikit, saya yakin masyarakat sudah mulai bangkit," katanya.
Dorongan untuk bangkit yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman, ungkapnya difokuskan pada pendampingan usaha. Sedangkan stimulan yang diberikan berupa pemutihan pinjaman modal. "Bagi pelaku usaha yang memiliki pinjaman modal diupayakan pemutihan, paling tidak penjadwalan ulang," katanya.
Ia mengatakan, data kemiskinan terakhir 2010 tercatat sebanyak 65.157 Kepala Keluarga atau 22,98 persen dari jumlah kepala keluarga di Sleman yang mencapai 283.593 kepala keluarga. Namun belum ada perhitungan akurat tentang data kemiskinan terbaru usai letusan Merapi.