REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Perhelatan Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke 27 kian memanas. Beberapa pilihan HMI di tingkat cabang dan badan koordinasi (badko) terbelah. Bahkan sekitar enam dari 12 kandidat mengklaim memperoleh dukungan dari HMI di lingkungan Badko Jawa Timur.
Enam kandidat tersebut masing-masing Ahmad Nasir Siregar (ANS), Noer Fajrieansyah (NF), M Rifai Malawat (MRM), Rahmat Fikri (RF), Aulia Kosasih (AK), dan Andi Sukmono Kumba (ASK). ANS mendapatkan dukungan dari HMI Cabang Pamekasan, Banyuwangi, Jember, Jombang, Surabaya, dan HMI Cabang Pacitan. NF memperoleh dukungan dari Cabang Tulungagung dan Bangkalan. ASK mendapatkan dukungan dari Malang. Sedangkan Kediri dan Ponorogo, masing-masing memberikan dukungan kepada MRM dan AK.
"Perpecahan ini karena ada senior (KAHMI) yang ikut main," kata Azis Maulana, salah satu peserta Kongres asal Pamekasan, Jawa Timur, Sabtu (13/11).
Hal itu juga diungkapkan Taufiqurrahman, peserta lainnya. Menurutnya, perpecahan ini menunjukkan bahwa perpolitikan di tubuh HMI masih cukup kuat. Bahkan, juga mampu menarik alumni HMI untuk tetap ikut dalam konstalasi politik HMI. "Di mana-mana, alumni masih sering 'menunggangi' HMI," jelasnya.
Bahkan, Zael, salah satu peserta HMI asal Cabang Surabaya mengaku kecewa dengan sikap sebagian KAHMI. Pasalnya, intervensi mereka terlalu jauh terhadap HMI. "Saat ini ada peserta yang dipaksakan bisa ikut forum kongres oleh alumni. Padahal, mereka tidak punya SK? sebagai peserta kongres," tandasnya menyesalkan.
Begitupun yang diungkapkan HR, salah satu peserta Kongres HMI asal Bangkalan. Dia menuturkan, arah haluan politik cabangnya saat ini cenderung sulit ditebak. Sebab, masih kuatnya dinamika politik KAHMI dan bahkan kepentingan. "Ini mestinya bisa dihilangkan."