Sabtu 30 Oct 2010 09:31 WIB

Waspadai Kubah Lava Baru Merapi di Wilayah Rawan Longsor

Banjir lahar dingin Merapi di Sungai Gendol
Banjir lahar dingin Merapi di Sungai Gendol

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Kubah lava baru Gunung Merapi yang kemungkinan terbentuk dengan pertumbuhan yang cepat sangat berbahaya, terutama jika apabila berada di posisi rawan longsor. Hal ini ditegaskan Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta, Subandrio, Jumat.

"Salah satu hal yang mengkhawatirkan adalah apabila pembentukan kubah lava baru terjadi dengan laju yang cepat yaitu antara 100 ribu hingga 200 ribu meter kubik per hari karena berpotensi longsor jika berada di posisi yang tidak stabil dan menimbulkan awan panas dengan jarak luncur enam hingga tujuh kilometer," katanya di Yogyakarta.

Ia mengatakan apabila 'sumbat' di puncak Merapi sudah terbuka, magma akan keluar dan membentuk kubah lava baru. "Tetapi sekarang kami belum bisa memantau kondisi puncak karena sering tertutup kabut," katanya.

Selain itu, menurut dia, ancaman yang masih dimungkinkan pascaerupsi Merapi 2010 adalah banjir lahar dingin apabila terjadi hujan deras di kawasan puncak dan lereng gunung. "Banjir lahar dingin masih mungkin terjadi tetapi dengan melihat erupsi kemarin, material vulkanik tidak terlalu banyak, dan daya tampung sungai masih mencukupi," katanya.

Ia memperkirakan material vulkanik erupsi 2010 tidak sebanyak 2006.

Sementara itu, aktivitas seismik Gunung Merapi pada Jumat berdasarkan pemantauan di BPPTK menunjukkan peningkatan dibanding Kamis.

Pada Jumat hingga pukul 18.00 WIB terjadi 285 kali guguran, 181 gempa "multiphase" (MP) atau gempa permukaan, 58 kali gempa vulkanik, dan tujuh kali awan panas.

Pada Kamis (28/10) terjadi 222 kali guguran, 123 kali gempa MP, 34 kali gempa vulkanik, dua kali gempa tektonik, dan tiga kali awan panas.

Subandrio mengatakan frekuensi luncuran awan panas meningkat, dan hingga Jumat pukul 19.34 WIB ada delapan luncuran awan panas, yang sebagian besar mengarah ke selatan.

Berdasarkan data dari BPPTK, pada Kamis (28/10) terjadi tiga kali luncuran awan panas, dan pada Jumat delapan kali luncuran awan panas hingga pukul 19.34 WIB. "Luncuran awan panas adalah proses yang wajar sebelum pembentukan kubah lava baru," katanya.

Menurut dia, erupsi Merapi pada Selasa (26/10) yang ditandai dengan awan panas bersifat "direct blast" itu adalah fase awal untuk membuka 'sumbat' di puncak gunung sehingga kecil kemungkinan terulangnya kejadian seperti dalam erupsi atau letusan yang pertama. Namun demikian, ia memperkirakan awan panas masih akan terjadi setiap hari dan kemungkinan akan berlangsung cukup lama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement